
editorial use only Laser eye surgery. Patient's eyes being prepared for excimer laser refractive eye surgery. Excimer laser refractive surgery uses an excimer laser, a type of laser suitable for use on human tissue, to correct the refractive state of the eye. This is usually to correct short-sightedness or long-sightedness. Photographed at the Fondation Rothschild, Paris, France.
Sophrology – Gangguan refraksi mata seperti miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme (mata silinder) dapat diatasi melalui prosedur bedah bernama LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis). LASIK menggunakan teknologi laser untuk mengoreksi kelainan refraksi, sehingga pasien bisa kembali melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak.
Dokter spesialis mata dari KMN EyeCare, dr. Kevin, menjelaskan bahwa ada enam tahapan pemeriksaan yang harus dilalui sebelum menjalani prosedur LASIK. Pemeriksaan ini bersifat menyeluruh dan wajib diikuti oleh semua calon pasien, guna memastikan apakah mereka memenuhi syarat medis untuk menjalani operasi LASIK.
Topografi Kornea
Pemeriksaan topografi kornea sangat penting karena prosedur LASIK dilakukan langsung pada bagian kornea. Setiap individu memiliki struktur kornea yang berbeda, layaknya sidik jari atau DNA.
“Pemeriksaan ini memberikan gambaran menyeluruh dan visual tentang bentuk serta kekuatan kornea pasien,” ujar dr. Kevin dalam keterangan tertulis yang diterima Health Sophrology-news.com, Sabtu (12/4/2025).
Pemeriksaan Kesehatan Mata
Kevin menegaskan bahwa pemeriksaan mata sebelum menjalani prosedur lasik penting untuk mengurangi risiko dan memastikan keberhasilan tindakan. Salah satu aspek yang diperiksa adalah produksi air mata. Jika ditemukan kondisi mata kering, pasien akan menjalani perawatan terlebih dahulu sebelum prosedur lasik dapat dijadwalkan.
Ketebalan Kornea
Pemeriksaan penting lainnya sebelum lasik adalah mengevaluasi ketebalan kornea.
“Ketebalan kornea sangat menentukan kelayakan seseorang untuk menjalani prosedur lasik. Ada batas minimum yang harus dipenuhi,” ujar Kevin.
Jika kornea terlalu tipis dan tidak memenuhi standar medis, maka prosedur lasik tidak dapat dilanjutkan.
Pemeriksaan Specular Microscope
Specular microscope juga tak kalah penting bagi calon pasien operasi lasik. Pemeriksaan ini berfungsi mendeteksi adanya penyakit atau gangguan pada kornea.
“Adanya penyakit atau gangguan pada kornea dapat terdeteksi dengan akurat melalui pemeriksaan ini.”
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium mencakup pengecekan gula darah di laboratorium. Setiap tindakan bedah, termasuk lasik, selalu memerlukan pengecekan gula darah untuk mengurangi risiko komplikasi.
Pemeriksaan Mata Secara Fisik
Terakhir, dokter akan memberi obat tetes mata untuk membesarkan pupil. Tujuannya, mempermudah pemeriksaan kesehatan retina sebelum prosedur lasik.
Saat calon pasien sudah menjalani seluruh pemeriksaan komprehensif, barulah dokter dapat menentukan apakah seseorang dapat menjalani lasik. Tindakan lasik pun dapat segera dijadwalkan.
Proses Bedah Lasik
Proses bedah lasik dimulai dengan dokter memberikan tetes mata anestesi agar mata mati rasa. Kemudian, dokter membuat flap (lapisan tipis) pada kornea dengan pisau kecil atau laser khusus.
Setelah flap dibuka, laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea agar cahaya bisa masuk dengan benar, sehingga penglihatan menjadi lebih jelas. Setelah itu, flap dikembalikan ke tempatnya tanpa perlu jahitan.
Pemulihan biasanya cepat, dan banyak orang mulai melihat dengan jelas dalam satu atau dua hari setelah operasi.
“Lasik kini menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak,” pungkas Kevin.