
Sophrology – Banyak yang mengira cacar air hanya terjadi sekali seumur hidup, namun anggapan ini tidak sepenuhnya tepat. Virus varicella-zoster, penyebab cacar air, bisa tetap berdiam di tubuh meski gejala sudah hilang. Jika sistem imun melemah, virus ini dapat aktif kembali dan menyebabkan penyakit lain, seperti herpes zoster.
Dalam podcast Kementerian Kesehatan RI, dr. He Yeon Asva Nafaisa, M.Sc, Sp.DVE, menjelaskan bahwa cacar air adalah infeksi kulit akibat virus varicella-zoster. Gejalanya ditandai dengan lenting berisi cairan yang muncul di kulit dan sangat mudah menular.
“Gejala utamanya muncul lenting berisi air di tubuh, dan penyakit ini sangat menular,” jelas dr. Asva, Jumat (11/4).
Penularannya bisa melalui udara (airborne), terutama dari droplet saluran pernapasan, atau kontak langsung dengan cairan dari lenting yang pecah.
“Virus ini menyebar lewat droplet pernapasan atau dari kontak langsung dengan cairan lenting yang pecah,” tambahnya.
Mengenal Virus Penyebab Cacar Air

Cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Gejalanya yang paling khas adalah munculnya lenting berisi cairan di permukaan kulit. Meski tampak ringan, penyakit ini sangat mudah menular.
“Gejala utama cacar air terlihat di kulit, berupa lenting-lenting berisi air, dan sifatnya sangat menular,” jelas dr. Asva, Jumat (11/4).
Penularan bisa terjadi lewat udara (airborne), terutama melalui droplet dari saluran pernapasan, atau lewat kontak langsung dengan cairan dari lenting yang pecah.
“Cacar air menyebar lewat udara, sangat mudah menular melalui droplet atau kontak langsung dengan cairan dari lenting di tubuh penderita,” tambahnya.
Gejala Awal Cacar Air
Cacar air tidak langsung menampakkan diri melalui ruam. Ada fase awal yang sering tidak disadari.
“Biasanya dimulai dengan gejala prodromal selama dua hingga tiga hari. Pasien biasanya mengalami demam, tubuh terasa lemas, sakit kepala, menurunnya nafsu makan, dan sakit tenggorokan,” kata dr. Asva.
Setelah fase ini, barulah muncul ruam khas cacar air. Ruam diawali dengan kemerahan, kemudian muncul lenting berisi cairan.
“Ruam biasanya pertama muncul di area wajah dan kepala, lalu menyebar ke bagian tubuh lain seperti dada, punggung, tangan, dan kaki,” jelasnya.
Mitos atau fakta Cacar Air Sekali Seumur Hidup?
Salah satu pertanyaan umum tentang cacar air adalah apakah benar hanya bisa terjadi sekali seumur hidup?
Menurut dr. Asva, meskipun sebagian besar orang hanya mengalaminya satu kali, virus penyebabnya, varicella-zoster, tidak benar-benar hilang dari tubuh.
“Pada infeksi pertama, kita mengalami cacar air. Setelah itu, sebagian virus akan tetap ada dalam tubuh dalam kondisi dorman atau tidur, biasanya bersembunyi di ganglion saraf,” jelasnya.
Virus ini bisa aktif kembali jika sistem kekebalan tubuh melemah. Ketika itu terjadi, bentuk penyakitnya bukan lagi cacar air, melainkan herpes zoster atau yang dikenal juga sebagai cacar api.
“Kalau daya tahan tubuh sedang menurun, virus bisa aktif kembali dan menyerang area kulit tertentu, yang disebut dermatom. Inilah yang disebut herpes zoster,” kata dr. Asva.
Jadi meskipun cacar air biasanya hanya muncul sekali, virusnya tetap ada dan bisa menimbulkan infeksi baru di masa depan dalam bentuk berbeda.