
Sophrology – Penanganan kebocoran jantung kini semakin aman dengan hadirnya metode zero fluoroscopy — teknik intervensi jantung yang tidak menggunakan sinar-X. Pendekatan ini memungkinkan prosedur dilakukan secara presisi tanpa risiko paparan radiasi, menjadikannya pilihan yang ideal bagi bayi, anak-anak, ibu hamil, serta pasien dengan kondisi khusus seperti gangguan ginjal.
Pada metode konvensional, fluoroscopy atau sinar-X digunakan untuk memandu kateter saat memperbaiki kelainan struktural jantung, misalnya pada kasus kebocoran sekat atau gangguan katup. Namun, teknik ini berisiko menimbulkan efek samping, termasuk:
- Reaksi alergi terhadap zat kontras
- Kerusakan ginjal akut
- Bahaya terhadap janin bagi pasien ibu hamil
Kini, semua risiko tersebut dapat dihindari berkat metode zero fluoroscopy.
“Kabar baiknya, teknik zero fluoroscopy kini tersedia sebagai solusi intervensi tanpa paparan radiasi,” ungkap DR. dr. Sidhi Laksono, Sp.JP, Subsp.KI(K), FIHA, MARS, MH, CPHM, FISQUA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Siloam Jantung Diagram, Cinere, Depok, dalam keterangan pers pada Senin (12/5/2025).
Tanpa Bedah dan Tanpa Radiasi
Menurut dr. Sidhi, zero fluoroscopy adalah prosedur intervensi non-bedah yang sama sekali tidak memanfaatkan sinar-X. Sebagai gantinya, tim medis menggunakan teknologi pencitraan lain seperti TEE (Trans-Esophageal Echocardiogram).
“Dengan TEE, kami dapat melihat struktur jantung secara detail tanpa bantuan sinar-X maupun zat kontras. Ini sangat menguntungkan, terutama bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal,” jelasnya.
Teknologi ini membuka harapan baru dalam dunia kardiologi intervensi, memberikan perlindungan maksimal terhadap pasien sekaligus mempertahankan akurasi tindakan medis.
Zero Fluoroscopy untuk Penyakit Jantung Struktural

Menurut dr. Sidhi Laksono, teknik zero fluoroscopy dapat digunakan untuk menangani penyakit jantung struktural, yakni gangguan yang terjadi pada bagian-bagian anatomi jantung seperti katup jantung, dinding jantung, atau pembuluh darah besar.
Kelainan ini bisa bersifat bawaan sejak lahir (kongenital) atau muncul di kemudian hari akibat proses penuaan, infeksi, maupun penyakit lain. Berbeda dengan penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung struktural lebih berkaitan dengan gangguan fungsi mekanis jantung. Contohnya, katup yang mengalami kebocoran atau penyempitan dapat menghambat aliran darah secara normal.
Gejala dan Deteksi Dini
Penderita penyakit jantung struktural umumnya menunjukkan gejala seperti:
- Sesak napas
- Cepat lelah
- Nyeri dada
Gejala tersebut tidak boleh diabaikan, karena bila tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi yang serius.
Dengan hadirnya teknik zero fluoroscopy, dokter kini bisa melakukan intervensi terhadap kelainan struktural jantung dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi, tanpa risiko radiasi maupun penggunaan zat kontras yang berbahaya bagi pasien tertentu
Menangani Kebocoran Sekat Jantung Tanpa Operasi dengan Zero Fluoroscopy
Lebih lanjut, dr. Sidhi Laksono menjelaskan bahwa jantung manusia memiliki empat ruang utama, terdiri dari:
- Dua serambi (atrium) di bagian atas
- Dua bilik (ventrikel) di bagian bawah
Ruang-ruang ini dipisahkan oleh sekat-sekat jantung yang berfungsi menjaga agar aliran darah tidak bercampur antara darah bersih dan kotor. Sekat ini memastikan sirkulasi darah berjalan dengan jalur yang benar, antara jantung, paru-paru, dan seluruh tubuh.
Namun, jika terjadi kebocoran pada sekat antar ruang jantung, baik di bagian serambi (ASD – Atrial Septal Defect) maupun bilik (VSD – Ventricular Septal Defect), maka aliran darah menjadi tidak normal. Hal ini bisa memicu berbagai keluhan dan komplikasi seperti sesak napas, kelelahan, hingga gagal jantung jika tidak ditangani.
Solusi Tanpa Operasi Terbuka
Kini, berkat kemajuan teknologi medis, kebocoran sekat jantung bisa diatasi tanpa perlu operasi terbuka. Melalui prosedur zero fluoroscopy, dokter dapat menutup lubang sekat jantung secara akurat dan minim risiko.
Dengan menggunakan panduan pencitraan seperti TEE (Trans-Esophageal Echocardiogram), tindakan dilakukan dengan presisi tinggi, tanpa sinar-X dan tanpa zat kontras. Hal ini membuat prosedur lebih aman bagi pasien yang sensitif terhadap radiasi, seperti anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan ginjal.
Zero Fluoroscopy: Prosedur Aman Tanpa Radiasi dan Zat Kontras
Dalam prosedur fluoroscopy konvensional, dokter biasanya menggunakan zat kontras untuk membantu melihat struktur jantung dan memandu alat medis ke lokasi yang dituju. Namun, penggunaan zat ini bisa menimbulkan risiko, terutama bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal karena dapat memperberat kerja ginjal.
Sebagai alternatif yang lebih aman, teknik zero fluoroscopy hadir tanpa menggunakan zat kontras maupun sinar-X. Prosedur ini memanfaatkan teknologi pencitraan non-radiasi seperti Trans-Esophageal Echocardiogram (TEE) untuk memperoleh tampilan jantung yang akurat dan detail selama tindakan berlangsung.
Persiapan Sebelum Prosedur
Sebelum menjalani zero fluoroscopy, pasien akan melalui proses konsultasi dengan tim medis multidisiplin, yang terdiri dari:
- Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (intervensi struktural)
- Dokter spesialis ekokardiografi
- Dokter spesialis anestesi
Kolaborasi antarspesialis ini bertujuan untuk memastikan prosedur dilakukan dengan aman, tepat, dan minim risiko.
Karena alat TEE dimasukkan melalui kerongkongan (esofagus), pasien akan diminta untuk berpuasa selama 6 hingga 8 jam sebelum tindakan. Hal ini penting untuk mengurangi risiko selama proses anestesi dan saat pemasangan alat dilakukan.