
Sophrology – Olahraga kini menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat yang semakin digemari masyarakat. Di balik meningkatnya kesadaran akan pentingnya hidup aktif, terdapat risiko cedera yang sering kali kurang diperhatikan. Cedera seperti keseleo, otot tertarik, hingga robekan ligamen dapat menimpa siapa saja, baik atlet profesional maupun pegiat olahraga rekreasional.
Menurut dr. Grace dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis (15/5), banyak orang cenderung menyepelekan rasa nyeri yang muncul saat berolahraga. “Banyak yang memilih untuk tetap melanjutkan aktivitas meskipun sudah merasa tidak nyaman. Padahal, hal ini justru bisa memperburuk kondisi dan memperpanjang masa pemulihan,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya mendengarkan sinyal tubuh dan tidak memaksakan diri. Pencegahan cedera juga bisa dilakukan dengan pemanasan yang cukup, teknik yang benar, serta penggunaan perlengkapan olahraga yang sesuai. Dengan kesadaran dan penanganan yang tepat, manfaat olahraga bisa diraih tanpa harus berisiko mengalami cedera serius.
Penyebab Cedera Saat Olahraga
Menurut dr. Grace, cedera olahraga kerap disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yakni:
- Kurangnya pemanasan dan pendinginan
- Teknik gerakan yang salah
- Alat olahraga yang tidak sesuai
- Kelelahan atau latihan berlebihan
- Tidak memberi waktu yang cukup untuk pemulihan
“Olahraga yang aman dimulai dari kesadaran akan kondisi tubuh masing-masing dan pemahaman soal teknik serta risiko yang mungkin timbul,” tambahnya.
Pertolongan Pertama Saat Cedera
Jika cedera ringan terjadi, penanganan awal sangat penting. Dr. Grace menyarankan metode R.I.C.E., yaitu:
- Rest (Istirahat): Hentikan aktivitas agar cedera tidak memburuk.
- Ice (Kompres Es): Tempelkan es selama 15–20 menit untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
- Compression (Kompresi): Gunakan perban elastis untuk membatasi pembengkakan.
- Elevation (Elevasi): Angkat bagian tubuh yang cedera untuk memperlancar aliran darah.
Jenis Cedera Saat Berolahraga

Cedera olahraga bisa dialami siapa saja, dari pemula hingga profesional. Adapun beberapa jenis cedera yang umum terjadi antara lain:
- Keseleo (sprain): Cedera pada ligamen akibat pergerakan mendadak atau posisi yang salah.
- Otot tertarik (strain): Terjadi ketika otot dipaksa bekerja terlalu keras atau digunakan secara tidak tepat.
- Cedera lutut: Umum pada pelari, pemain bola, atau basket. Bisa berupa peradangan, sobekan meniskus, hingga cedera ligamen.
- Cedera pergelangan kaki dan bahu: Sering dialami saat melakukan gerakan cepat dan berulang.
Jangan Abaikan Cedera Olahraga
Olahraga memang menyehatkan, namun di balik aktivitas fisik ini tersembunyi risiko cedera yang tak boleh diabaikan. Jika nyeri tak kunjung mereda, terjadi pembengkakan yang memburuk, atau bagian tubuh yang cedera sulit digerakkan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter atau fisioterapis. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah cedera berkembang menjadi kondisi kronis.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.K.O., Subsp.ALK(K), menekankan bahwa pencegahan cedera olahraga harus dilakukan secara menyeluruh. “Pencegahan cedera tidak hanya soal istirahat dan pemanasan. Ini melibatkan pendekatan komprehensif, mulai dari teknik latihan yang benar, asupan nutrisi, manajemen beban latihan, hingga strategi pemulihan,” jelas dr. Antonius.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan cara mencegah cedera, masyarakat diharapkan dapat menjalani gaya hidup aktif secara aman dan berkelanjutan. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh saat berolahraga menjadi kunci utama dalam menikmati manfaat olahraga secara maksimal.