
Sophrology – Setelah Lebaran, banyak orang mengalami kekhawatiran akan meningkatnya kadar asam urat. Hal ini disebabkan perubahan pola makan secara drastis selama perayaan, seperti konsumsi daging yang berlebihan, makanan bersantan, kurangnya asupan air putih, serta minimnya aktivitas fisik.
Menurut Medical Director Klinik Sirka, dr. Levina Avissa, gejala asam urat tinggi biasanya muncul di bagian sendi tubuh. Beberapa ciri yang patut diwaspadai antara lain:
- Rasa nyeri atau ngilu di sendi kecil, seperti jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan.
- Muncul benjolan asam urat (tophus) di sekitar sendi kecil yang terasa merah dan nyeri saat disentuh.
Jika mengalami gejala tersebut, disarankan untuk segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan guna memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Berapakah Kadar Asam Urat Normal?
Kadar normal asam urat berbeda pada pria dan wanita:
- Wanita: 1,5–6,0 mg/dL
- Pria: 2,5–7,0 mg/dL
Menjaga pola makan seimbang dan tetap aktif secara fisik penting untuk menghindari lonjakan asam urat, terutama setelah masa-masa konsumsi berlebihan seperti saat Lebaran.
Gejala Lain Asam Urat

Gejala asam urat tinggi tidak hanya terbatas pada nyeri dan pembengkakan. Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Muhammad Pranandi, ada beberapa tanda lain yang juga perlu diwaspadai.
Di antaranya adalah kemerahan pada area sendi, kekakuan, rasa hangat di sekitar sendi, hingga sensasi seperti terbakar. Gejala-gejala ini bisa menjadi indikator bahwa kadar asam urat dalam tubuh sedang tinggi dan perlu segera ditangani.
Waspadai Juga Batu Ginjal
Kadar asam urat yang tinggi tidak hanya menumpuk di sendi, tetapi juga bisa mengendap di ginjal dan membentuk batu ginjal.
“Jika metabolisme tubuh baik, purin dikeluarkan lewat ginjal. Tapi jika menumpuk, bisa mengkristal di sana,” jelas dr. Muhammad Pranandi.
Karena itu, penting untuk menjaga kadar asam urat tetap normal guna mencegah komplikasi serius seperti batu ginjal dan gangguan pada sendi.