
Sophrology – Asam urat atau gout adalah kondisi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di dalam sendi. Penyakit ini kerap muncul secara tiba-tiba, terutama di malam hari, dan bisa menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa.
Gejala asam urat umumnya meliputi:
- Nyeri sendi hebat, biasanya dimulai di jempol kaki, tetapi bisa juga menyerang bagian lain seperti lutut, pergelangan kaki, tangan, dan siku.
- Pembengkakan dan kemerahan, di mana sendi tampak bengkak, berwarna kemerahan, terasa hangat, dan sangat nyeri saat disentuh.
- Kesulitan bergerak, karena nyeri dan pembengkakan membuat sendi sulit digerakkan secara normal.
- Nyeri berulang, jika tidak ditangani dengan baik, serangan nyeri bisa terus kambuh dan menjadi lebih sering.
Menurut dr. Patriotika Ismail, spesialis penyakit dalam dari RS EMC Cikarang, banyak orang mengabaikan asam urat karena gejalanya yang datang dan pergi. “Padahal jika dibiarkan, asam urat bisa menyebabkan komplikasi serius dan menurunkan kualitas hidup,” ujarnya, dikutip dari laman resmi EMC pada Sabtu (26/7/2025).
Dr. Patriotika menjelaskan bahwa kristal asam urat terbentuk dari hasil metabolisme purin—zat alami yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan seperti daging merah, jeroan, makanan laut, serta minuman beralkohol. Ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi (kondisi yang disebut hiperurisemia), tubuh kesulitan membuang kelebihannya lewat urine. Akibatnya, asam urat akan mengendap di persendian dan menimbulkan peradangan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan, menghindari pemicu, dan memeriksakan kadar asam urat secara berkala. Penanganan yang tepat sejak dini bisa membantu mencegah serangan berulang dan menjaga kualitas hidup penderita tetap optimal.
Komplikasi Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit asam urat dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan mengganggu kesehatan secara keseluruhan. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
- Tophi
Tophi adalah benjolan keras yang terbentuk dari gumpalan kristal asam urat yang menumpuk di bawah kulit. Biasanya muncul di area jari tangan, siku, lutut, atau daun telinga. Selain mengganggu penampilan, tophi juga bisa menyebabkan nyeri dan peradangan. - Kerusakan sendi permanen
Serangan asam urat yang berulang dalam jangka panjang dapat merusak struktur sendi secara permanen. Akibatnya, sendi menjadi kaku, sulit digerakkan, dan fungsi gerak tubuh menurun. - Batu ginjal
Kristal asam urat tidak hanya menyerang sendi, tetapi juga bisa mengendap di ginjal dan membentuk batu ginjal. Kondisi ini menimbulkan nyeri hebat saat buang air kecil dan berisiko menimbulkan infeksi atau sumbatan saluran kemih. - Gagal ginjal
Jika kadar asam urat dalam darah terus-menerus tinggi, kerja ginjal menjadi semakin berat. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen dan berujung pada gagal ginjal.
Mengingat dampaknya yang serius, penting untuk mengenali gejala asam urat sejak dini dan menjalani pengobatan serta pola hidup sehat secara konsisten. Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Jika kamu atau orang terdekat mengalami tanda-tanda asam urat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Asam Urat?

Asam urat bisa menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang membuat risiko seseorang menjadi lebih tinggi. Memahami faktor-faktor ini penting agar kita bisa melakukan langkah pencegahan sejak dini. Berikut beberapa di antaranya:
- Jenis Kelamin dan Usia
Pria cenderung lebih berisiko mengalami asam urat, terutama pada rentang usia 30 hingga 50 tahun. Sementara pada wanita, risiko meningkat setelah memasuki masa menopause karena perubahan hormon. - Faktor Genetik
Jika ada anggota keluarga yang menderita asam urat, maka risiko untuk mengalami kondisi yang sama juga meningkat. Faktor keturunan memainkan peran penting dalam metabolisme asam urat seseorang. - Pola Makan Tinggi Purin
Mengonsumsi makanan yang kaya purin secara berlebihan—seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut—dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. - Kelebihan Berat Badan (Obesitas)
Orang dengan berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi karena tubuhnya lebih sulit mengolah dan membuang asam urat secara efisien. - Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol dan Minuman Manis
Alkohol dan minuman dengan kadar fruktosa tinggi (seperti minuman bersoda) dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah. - Penyakit Tertentu
Beberapa kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, dan gangguan metabolisme lainnya juga berkaitan erat dengan peningkatan risiko asam urat.
Dengan mengetahui faktor-faktor risiko ini, kita dapat mulai menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dan menghindari pemicu yang bisa memperburuk kondisi. Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari dampak serius dari penyakit asam urat.
Cara Menangani Asam Urat: Kombinasi Pengobatan, Pola Hidup Sehat, dan Pencegahan
Mengelola asam urat tidak cukup hanya dengan mengandalkan obat. Penanganan yang efektif mencakup pengobatan medis, perubahan pola makan, serta penyesuaian gaya hidup secara menyeluruh. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Pengobatan Medis
Untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan, dokter biasanya akan meresepkan:
- Obat anti-inflamasi dan pereda nyeri, seperti NSAID, colchicine, atau kortikosteroid untuk mengatasi peradangan saat serangan berlangsung.
- Obat penurun kadar asam urat, seperti allopurinol atau febuxostat, yang berfungsi menekan produksi asam urat atau membantu mengeluarkannya melalui urin.
2. Perubahan Pola Makan
Menyesuaikan pola makan sangat penting dalam mencegah kekambuhan asam urat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Batasi makanan tinggi purin, seperti jeroan, daging merah, dan makanan laut (seafood).
- Hindari konsumsi alkohol, terutama bir yang sangat tinggi purin.
- Kurangi minuman manis dan minuman bersoda yang mengandung fruktosa tinggi.
- Perbanyak buah dan sayur segar, terutama yang kaya vitamin C dan serat.
- Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oat, dan gandum utuh.
- Minum cukup air putih (2–3 liter per hari) agar ginjal lebih mudah membuang asam urat dari tubuh.
3. Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup sehat memiliki peran besar dalam mengendalikan asam urat:
- Turunkan berat badan bila mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Berat badan ideal membantu menstabilkan kadar asam urat.
- Rutin berolahraga setidaknya 30 menit per hari, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang untuk mendukung metabolisme tubuh.
- Kelola stres dengan baik, karena stres berlebih dapat memicu serangan asam urat.
- Hindari puasa ketat atau diet ekstrem, karena bisa meningkatkan kadar asam urat akibat pemecahan protein tubuh secara berlebihan.
Dengan menerapkan pendekatan menyeluruh antara pengobatan dan gaya hidup sehat, penderita asam urat dapat hidup lebih nyaman dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius. Konsultasi rutin dengan dokter atau ahli gizi juga sangat disarankan untuk pemantauan kondisi secara berkala.
Pencegahan Asam Urat: Langkah Sederhana yang Efektif

Menurut dr. Patriotika, mencegah tentu jauh lebih baik daripada mengobati. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko asam urat:
- Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, dengan membatasi asupan makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan seafood.
- Memantau kadar asam urat secara berkala, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
- Menghindari konsumsi alkohol dan makanan pemicu, seperti minuman manis dan makanan olahan.
- Menjaga hidrasi tubuh, dengan memperbanyak minum air putih agar proses pembuangan asam urat melalui urine lebih optimal.
Ia juga menekankan pentingnya konsultasi rutin dengan dokter, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan fungsi ginjal. Deteksi dini dan pengawasan rutin sangat membantu mencegah komplikasi jangka panjang akibat asam urat.