
Sophrology – Banyak penyakit kronis seperti diabetes, asam urat, dan kolesterol tinggi berkembang secara perlahan tanpa menimbulkan gejala berarti pada tahap awal. Tidak sedikit orang baru menyadari kondisinya ketika sudah muncul keluhan serius, padahal pemeriksaan dini dapat mencegah komplikasi berbahaya di kemudian hari.
Salah satu yang paling sering luput dari perhatian adalah kolesterol tinggi. Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga seseorang bisa saja memiliki kadar kolesterol jauh di atas normal tanpa mengetahuinya. Jika dibiarkan, hal ini berisiko besar memicu penyakit jantung, stroke, hingga gangguan pembuluh darah.
Untuk mengetahui kadar kolesterol, dibutuhkan pemeriksaan darah yang meliputi beberapa komponen penting:
- Kolesterol total → jumlah keseluruhan kolesterol dalam darah.
- Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) → sering disebut kolesterol jahat karena dapat menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak.
- Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) → dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu mengangkut LDL keluar dari pembuluh darah.
- Trigliserida → jenis lemak dalam darah yang meningkat akibat pola makan tidak sehat, kurang olahraga, atau gangguan metabolisme.
Menurut American Heart Association (AHA), pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan pertama kali saat anak berusia 9–11 tahun, kemudian diulang pada usia 17–21 tahun. Setelah itu, bagi orang dewasa yang sehat, pemeriksaan dianjurkan setiap 4–6 tahun sekali.
Namun, bagi mereka yang memiliki faktor risiko—seperti obesitas, diabetes, kebiasaan merokok, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung—pemeriksaan perlu dilakukan lebih sering untuk mencegah komplikasi lebih dini.
Menjaga kadar kolesterol tetap normal bukan hanya dengan pemeriksaan rutin, tetapi juga melalui pola makan sehat, olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, dan menghindari rokok. Deteksi dini adalah kunci agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit kardiovaskular yang mematikan.
Perangkat Tes Kesehatan 3-in-1 Diluncurkan, Bantu Pantau Gula Darah, Asam Urat, dan Kolesterol di Rumah

Masalah kesehatan seperti asam urat, diabetes, dan kolesterol tinggi masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Gaya hidup modern yang sering kali diwarnai dengan pola makan tinggi purin, konsumsi gula berlebih, kurang aktivitas fisik, serta stres, membuat ketiga penyakit ini semakin banyak dijumpai.
- Asam urat tinggi dapat menimbulkan keluhan berupa nyeri sendi, peradangan, hingga risiko terbentuknya batu ginjal.
- Diabetes merupakan penyakit kronis yang jumlah penderitanya terus meningkat. Gula darah yang tidak terkontrol berpotensi merusak pembuluh darah, saraf, serta organ vital seperti ginjal dan jantung.
- Kolesterol tinggi yang dibiarkan tanpa terdeteksi dapat memicu penyakit kardiovaskular serius seperti serangan jantung dan stroke.
Selama ini, pemeriksaan kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol biasanya dilakukan di laboratorium atau fasilitas kesehatan. Namun kini, masyarakat tidak lagi harus repot keluar rumah. Sebuah perangkat tes kesehatan 3-in-1 resmi diluncurkan di Jakarta.
Alat praktis ini mampu mengukur tiga parameter penting sekaligus hanya dengan satu perangkat. Desainnya dibuat sederhana dan mudah digunakan, sehingga bisa dipakai oleh siapa saja di rumah. Selain itu, hasil pemeriksaan diklaim akurat dan cepat, mendukung masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta pemantauan kesehatan secara mandiri.
Peluncuran perangkat tersebut berlangsung di Hotel Westin Jakarta dan dihadiri lebih dari 180 perwakilan distributor serta tokoh industri medis. Kehadiran alat ini diharapkan dapat menjadi solusi modern yang membantu masyarakat lebih peduli terhadap kesehatannya, terutama dalam mencegah komplikasi penyakit kronis yang sering kali muncul akibat keterlambatan deteksi.
Dengan adanya inovasi ini, masyarakat didorong untuk lebih proaktif dalam mengecek kondisi tubuh secara rutin, sehingga dapat segera mengambil langkah pencegahan sebelum penyakit berkembang lebih jauh.
Inovasi Perangkat Tes Kesehatan 3-in-1 dan CGM iCan i6, Dorong Deteksi Dini Penyakit Kronis di Indonesia
Peluncuran perangkat tes kesehatan 3-in-1 di Jakarta tidak hanya menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan rutin, tetapi juga membuka babak baru dalam akses teknologi medis di Indonesia.
General Manager Indonesia, Sun Hongqi, mengungkapkan target ambisius perusahaan dalam memasarkan produk ini.
“Target kami tahun ini adalah mendistribusikan perangkat ke 10.000 toko offline dan menjual 60.000 unit. Dalam 3–5 tahun ke depan, kami ingin menjadi pemain utama dalam deteksi penyakit kronis di Indonesia,” ujarnya.
Perangkat ini dirancang dengan teknologi 16 elektroda anti-interferensi serta telah memenuhi standar internasional ISO 15197:2015. Keunggulan utamanya bukan hanya pada akurasi hasil pengukuran, tetapi juga pada kemudahan penggunaan, sehingga perangkat ini dapat dipakai oleh berbagai kalangan, mulai dari pasien usia muda hingga lansia, tanpa memerlukan keterampilan teknis khusus.
Sejumlah apotek dan tenaga kesehatan mulai merasakan dampak positifnya. Susanti, pemilik apotek di Medan, menyebutkan bahwa respons masyarakat cukup tinggi.
“Jumlah penderita diabetes di Indonesia sangat besar, tetapi tingkat kesadaran masih rendah. Setelah kami mempromosikan alat tes tanpa kode ini, penjualan di apotek meningkat pesat,” ungkapnya.
Selain perangkat 3-in-1, turut diperkenalkan inovasi Continuous Glucose Monitoring (CGM) iCan i6. Alat ini menawarkan cara baru memantau kadar gula darah tanpa harus melakukan tes tusuk jari berulang kali. Dengan berat hanya ±2 gram, desain tipis, serta daya pakai hingga 15 hari, iCan i6 memungkinkan pengguna untuk menjalani pemeriksaan gula darah secara real-time tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari. Proses pemasangannya pun sederhana, cukup dengan satu langkah sekali pasang.
Kehadiran dua perangkat ini menjadi solusi nyata bagi masyarakat yang membutuhkan pemantauan kesehatan praktis, akurat, dan berkelanjutan. Dengan deteksi dini yang lebih cepat, langkah pencegahan dapat segera dilakukan sebelum penyakit kronis seperti diabetes, asam urat, dan kolesterol tinggi berkembang menjadi komplikasi serius.
Inovasi ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dan tenaga kesehatan dalam menekan angka penderita penyakit kronis di Indonesia, sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih proaktif menjaga kesehatan sejak dini.