
Sophrology – Bagi anak-anak, tidur bukan hanya waktu untuk memejamkan mata setelah seharian bermain atau belajar. Lebih dari itu, tidur adalah proses biologis vital yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, mulai dari aspek fisik, perkembangan otak, hingga kestabilan emosi.
Sayangnya, masih banyak orang tua yang menganggap tidur hanya sebagai rutinitas biasa, tidak sepenting asupan nutrisi atau stimulasi belajar. Padahal, kualitas dan durasi tidur yang baik memiliki dampak langsung terhadap masa depan anak.
🌱 Hormon Pertumbuhan Aktif Saat Anak Tidur
Dokter spesialis anak, dr. Yuni Astria, menjelaskan bahwa ketika anak tidur—terutama saat memasuki fase tidur dalam (deep sleep)—tubuh memproduksi hormon pertumbuhan (growth hormone) dalam jumlah besar. Hormon ini berperan penting dalam perkembangan tulang, otot, serta organ-organ tubuh lain yang mendukung metabolisme.
Tak hanya itu, otak anak juga bekerja aktif saat tidur: menyimpan informasi, memperkuat daya ingat, dan membantu perkembangan kemampuan belajar serta pengaturan emosi.
“Di saat yang sama, otak memproses dan menyimpan informasi, memperkuat daya ingat, serta membentuk kemampuan belajar dan regulasi emosi,” jelas dr. Yuni.
⚠️ Risiko Kurang Tidur pada Anak
Kurang tidur dapat memberikan dampak serius bagi anak. Dr. Yuni menegaskan bahwa anak yang kurang tidur cenderung mengalami gangguan atensi (perhatian), yang merupakan kemampuan penting dalam memproses informasi secara aktif.
Selain itu, kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kecemasan, obesitas, dan bahkan hipertensi saat anak tumbuh dewasa. Kondisi ini tentu bisa berdampak panjang terhadap kesehatan dan kualitas hidup anak.
🛌 Kesimpulan
Tidur bukanlah aktivitas pasif, melainkan kebutuhan utama bagi tumbuh kembang anak. Orang tua perlu lebih memperhatikan kualitas dan durasi tidur anak, sebagaimana mereka menjaga asupan makanan dan pendidikan. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, anak-anak akan tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia.
😴 Gangguan Kecil yang Mengganggu Tidur Anak

Menurut dr. Yuni Astria, banyak anak sering terbangun di tengah malam karena hal-hal yang tampaknya sepele, namun berdampak besar terhadap kualitas tidur mereka. Sayangnya, gangguan-gangguan ini sering kali tidak disadari oleh orang tua.
Beberapa faktor penyebab gangguan tidur pada anak antara lain:
- Paparan gawai (gadget) menjelang waktu tidur
- Pencahayaan kamar yang terlalu terang
- Suhu ruangan yang tidak nyaman (terlalu panas atau dingin)
- Gigitan serangga, seperti nyamuk
“Meski terlihat sepele, gangguan kecil ini bisa mengganggu fase deep sleep, yang tentunya berdampak pada produksi hormon pertumbuhan dan konsolidasi memori yang terjadi saat tidur,” jelas dr. Yuni dalam pernyataan tertulisnya.
Tips agar Anak Tidur Berkualitas
Ada beberapa hal yang bisa diupayakan orangtua agar anak bisa tidur berkualitas, seperti kata Yuni. Berikut diantaranya:
- Menggunakan perlindungan tambahan agar anak tidak terganggu gigitan nyamuk atau serangga lain saat tidur.
- Mandi air hangat sebelum tidur untuk membantu relaksasi.
- Makan terakhir diupayakan maksimal 1,5 jam sebelum waktu tidur
- Hindari paparan gawai mulai dari 1 jam menjelang waktu tidur
- Upayakan jadwal masuk kamar untuk tidur konsisten setiap harinya
- Menciptakan ritual malam, seperti membacakan cerita petualangan seru yang sarat nilaikebaikan dengan suara lembut.
- Mengatur kamar tidur agar nyaman: cahaya redup cenderung gelap, sejuk, tenang, dan bebaspotensi gangguan serangga.