
Sophrology – Virus HPV (Human Papillomavirus) seringkali dianggap sebagai ancaman kesehatan yang lebih besar bagi perempuan, terutama karena kaitannya dengan kanker serviks. Namun, HPV juga menjadi masalah serius bagi pria.
Virus ini dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya pada laki-laki, mulai dari kutil kelamin hingga kanker penis dan kanker tenggorokan.
Menurut dr. Dirga Sakti Rambe, Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekitar satu dari empat pria berisiko terinfeksi HPV. “Virus HPV bukan hanya menyerang perempuan, tapi juga laki-laki,” jelasnya.
Meski berbahaya, infeksi HPV sebenarnya bisa dicegah. “Kabar baiknya, berbagai penyakit akibat HPV dapat dicegah dengan vaksinasi HPV,” tambah dr. Dirga.
Vaksinasi HPV: Perlindungan Efektif dari Infeksi dan Kanker Serviks

Vaksinasi HPV merupakan langkah pencegahan paling efektif untuk melindungi tubuh dari infeksi virus HPV. Tanpa vaksinasi, seseorang tidak memiliki antibodi terhadap virus ini dan hanya akan membentuk kekebalan setelah terinfeksi. Sebaliknya, vaksinasi memungkinkan tubuh membangun pertahanan tanpa harus mengalami sakit terlebih dahulu. Inilah prinsip utama kerja vaksin dalam menjaga kesehatan.
Manfaat vaksinasi HPV sudah terbukti secara nyata. Di negara-negara dengan tingkat cakupan vaksin yang tinggi seperti Inggris, Australia, dan Swedia, terjadi penurunan drastis dalam kasus infeksi HPV dan kanker serviks. Bahkan, berkat program imunisasi HPV yang dimulai pada 2007, Australia diprediksi akan menjadi negara pertama yang berhasil mengeliminasi kanker serviks pada tahun 2035.
Lebih jauh, menurut dr. Dirga, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa vaksin HPV berpotensi mencegah hingga 14 juta kematian akibat kanker serviks secara global pada tahun 2070. Data ini mempertegas betapa pentingnya vaksinasi HPV dalam upaya pencegahan penyakit yang mematikan ini.
Cara Mencegah Kanker Serviks
Selain vaksinasi HPV sebagai upaya pencegahan utama, bagaimana cara untuk mencegah deteksi dini kanker serviks? Dr. Dirga mengatakan bahwa pencegahan sekunder juga diperlukan melalui metode skrining.
Beberapa bentuk skrining yang tersedia di Indonesia antara lain:
- Pap Smear di rumah sakit
- IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di puskesmas
- Tes DNA HPV yang kini juga mulai tersedia
Melakukan vaksinasi dan skrining secara rutin dapat memaksimalkan perlindungan terhadap kanker serviks dan penyakit lain yang berkaitan dengan infeksi HPV.
Mengapa Vaksin HPV Begitu Kontroversial?

Sayangnya, keberhasilan vaksinasi sering kali membuat masyarakat melupakan pentingnya vaksin. Muncul berbagai hoaks seputar vaksin HPV, seperti:
- Vaksin HPV menyebabkan kemandulan: Ini tidak benar. Justru vaksin ini mencegah kanker serviks dan melindungi kesuburan.
- Vaksin HPV berbahaya: Tidak terbukti. Penggunaan lebih dari 1,2 miliar dosis membuktikan keamanan vaksin ini.
- Vaksin HPV mendorong perilaku seksual bebas: Ini juga tidak benar. Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku antara yang divaksinasi dan tidak.
- Vaksin HPV hanya untuk perempuan: Salah besar. Laki-laki juga perlu mendapatkan vaksinasi HPV karena virus ini tidak pilih-pilih gender.