
Sophrology – Kesulitan tidur meski tubuh lelah atau sering terbangun di tengah malam bisa menjadi tanda insomnia, bukan sekadar kurang tidur biasa. Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan tidur setidaknya tiga kali dalam seminggu, baik berturut-turut maupun tidak, dan memengaruhi aktivitas di siang hari.
“Insomnia itu bukan cuma soal tidur kurang. Ini kondisi medis dengan dampak nyata pada fungsi harian,” ujar dr. Citra, dosen Fakultas Kedokteran IPB University dan Spesialis Kedokteran Penerbangan, dalam IPB Podcast: Mengenal Insomnia Gangguan Tidur, Kamis (17/4).
Gejala insomnia lebih dari sekadar rasa kantuk. Penderitanya bisa mengalami penurunan konsentrasi, suasana hati memburuk, hingga risiko tinggi melakukan kesalahan dalam pekerjaan. Hal ini sangat berbahaya, terutama bagi profesi yang membutuhkan fokus tinggi seperti masinis atau pilot.
Misalnya, seorang pekerja kantoran yang sulit tidur bisa jadi rentan melakukan kesalahan dalam pekerjaan. Mahasiswa pun akan sulit fokus belajar jika mengalami insomnia. Karena itu, penting mengenali dan menangani gangguan ini dengan serius.
Cara Penyembuhan Insomnia
Kabar baiknya, insomnia bisa diatasi tanpa harus langsung bergantung pada obat. Salah satu metode yang terbukti efektif adalah terapi kognitif.
“Terapi ini membantu membentuk kebiasaan tidur yang sehat. Secara bertahap, tubuh akan menyesuaikan diri dan ritme tidur jadi lebih baik,” jelas dr. Citra.
Namun, jika kondisi insomnia sudah tergolong parah, dokter akan mempertimbangkan penggunaan obat (terapi farmakologis) sambil mencari tahu penyebab yang mendasari. Faktor seperti konsumsi alkohol, merokok, gangguan hormon, atau masalah neurologis bisa jadi pemicunya.
Sleep Hygiene Solusinya

Bagi Anda yang ingin memperbaiki kualitas tidur secara alami, dr. Citra merekomendasikan menerapkan kebiasaan sleep hygiene atau rutinitas sehat sebelum tidur. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Hindari penggunaan gadget minimal 30–60 menit sebelum tidur.
- Pastikan kamar dalam kondisi nyaman: rapi, tidak berantakan, dan pencahayaannya lembut.
- Atur suhu kamar antara 21–22 derajat Celsius, jangan terlalu dingin.
- Gunakan aromaterapi seperti diffuser dengan aroma yang menenangkan.
- Tidur dan bangunlah di jam yang sama setiap hari agar tubuh terbiasa.
“Kamar yang nyaman, rapi, dan tidak terlalu terang atau dingin akan membantu kita lebih mudah tertidur,” kata dr. Citra.