
Sophrology – Penurunan nafsu makan merupakan keluhan umum pada kalangan lansia (lanjut usia). Meski kerap dianggap sebagai hal yang lumrah seiring pertambahan usia, kondisi ini tidak seharusnya dianggap normal. Menurut dr. Yhan Batista, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam dari RS EMC Cibitung, ada banyak faktor medis dan fisiologis yang menyebabkan lansia kehilangan selera makan.
“Salah satu penyebab utamanya adalah masalah pada gigi,” jelas dr. Yhan dalam sesi Healthy Monday bersama Sophrology, Senin (26/5/2025). “Lansia seringkali sudah tidak memiliki gigi yang lengkap, sehingga proses mengunyah makanan terganggu,” tambahnya.
Makanan yang tidak dikunyah dengan sempurna kemudian masuk ke dalam lambung. Padahal, menurut Yhan, ukuran lambung lansia cenderung mengecil dan produksi asam lambung mereka juga menurun. Kombinasi faktor ini membuat lansia lebih mudah merasa begah atau kembung, yang secara tidak langsung menurunkan keinginan mereka untuk makan.
Lebih jauh lagi, nafsu makan juga dipengaruhi oleh sistem saraf dan otak, menjadikan proses makan sebagai sesuatu yang kompleks dan tidak hanya bergantung pada rasa lapar semata.
“Kalau disebut normal, masa makan cuma tiga sendok,” tegas dr. Yhan, menandakan bahwa kehilangan nafsu makan bukanlah hal sepele.
Tindakan yang Dapat Diambil
Untuk mengatasi masalah ini, dr. Yhan menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kondisi lansia, termasuk memantau berat badan untuk melihat apakah terjadi penurunan signifikan. Jika gangguan makan terdeteksi, maka penanganan akan disesuaikan dengan penyebab utamanya.
Misalnya, jika lansia mengalami kesulitan mengunyah karena ompong, maka dokter akan menyarankan penggunaan gigi palsu sebagai solusi praktis.
Strategi Lain: Tanyakan Makanan Favorit dan Perkuat Rasa
Jika lansia tetap menunjukkan tanda-tanda tidak nafsu makan, dr. Yhan Batista menyarankan langkah sederhana namun efektif: tanyakan makanan kesukaannya.
“Kalau enggak nafsu makan, kita tanyakan biasanya mau makan apa. Nanti bumbunya dibuat lebih kuat,” jelasnya.
Penyesuaian rasa ini penting karena indra pengecap pada lansia umumnya mengalami penurunan sensitivitas, sehingga makanan terasa lebih hambar. Oleh karena itu, meningkatkan cita rasa dengan bumbu yang lebih tajam atau kaya bisa merangsang selera makan mereka.
Namun, dr. Yhan mengingatkan agar tetap memperhatikan kondisi kesehatan lain yang menyertai, seperti diabetes atau hipertensi. Pada pasien dengan penyakit tersebut, makanan yang terlalu manis atau asin justru bisa memperburuk kondisi.
“Tetap harus hati-hati. Misalnya kalau punya diabetes, jangan terlalu manis. Kalau darah tinggi, jangan terlalu asin,” tambahnya.
Kesimpulan
Penurunan nafsu makan pada lansia adalah masalah kompleks yang perlu pendekatan menyeluruh — dari pemeriksaan medis, perbaikan fungsi gigi, hingga penyesuaian rasa makanan. Dengan perhatian yang tepat, nutrisi lansia tetap bisa dijaga, sehingga kualitas hidup mereka juga meningkat.
Peran Penting Caregiver dalam Memantau Pola Makan Lansia

Selain penanganan medis dan penyesuaian rasa makanan, peran caregiver atau pendamping lansia juga menjadi faktor kunci dalam menjaga asupan nutrisi para lansia. Menurut dr. Yhan Batista, pengamatan sederhana terhadap kebiasaan makan sehari-hari bisa memberi banyak petunjuk penting.
“Amati porsi makannya, kita ambilin makanan, nasi satu centong itu abis atau enggak, yang abis apanya, lauknya apa nasinya, atau enggak makan sama sekali, itu harus diperhatikan,” jelasnya.
Pengamatan ini bukan sekadar mencatat seberapa banyak makanan yang dikonsumsi, tetapi juga bisa menjadi indikator awal adanya gangguan fisik maupun psikis yang dialami lansia — seperti masalah gigi, gangguan pencernaan, atau bahkan gejala depresi.
“Intinya kalau kita punya lansia, sebagai caregiver kita harus benar-benar perhatikan. Detail kecil mungkin itu bisa jadi petunjuk ada masalah apa di beliau itu,” pungkas dr. Yhan.
Dengan perhatian yang teliti dan empati yang tinggi, para caregiver dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini, sehingga penanganan medis maupun non-medis bisa diberikan dengan lebih tepat dan cepat.