
Sophrology – Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak penelitian yang menyoroti peran pola makan terhadap proses penuaan, terutama konsumsi makanan yang kaya akan flavonoid. Senyawa alami yang banyak ditemukan dalam buah, sayur, teh, dan cokelat hitam ini diyakini mampu mendukung penuaan yang sehat, sekaligus menjaga kesehatan fisik maupun mental.
Seiring dengan meningkatnya harapan hidup manusia, perhatian terhadap kualitas hidup di usia lanjut pun semakin besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2050, jumlah penduduk dunia yang berusia 60 tahun ke atas akan mencapai sekitar 2,1 miliar jiwa. Bahkan, kelompok centenarian — orang-orang yang berusia 100 tahun atau lebih — diperkirakan akan mendekati angka 4 juta pada tahun 2054.
Namun, memiliki umur panjang saja tidaklah cukup. Yang tak kalah penting adalah bagaimana seseorang menjalani masa tuanya: apakah tetap aktif, mandiri, dan sehat, atau justru rentan terhadap berbagai penyakit degeneratif. Di sinilah pentingnya gaya hidup sehat, termasuk asupan makanan bernutrisi, sebagai fondasi untuk mencapai penuaan yang berkualitas.
Flavonoid: Senyawa Alami Penopang Kesehatan di Usia Senja

Flavonoid merupakan senyawa fitokimia alami yang banyak ditemukan dalam berbagai jenis buah, sayuran, dan makanan berbasis tumbuhan. Selain memberikan warna cerah pada tanaman, flavonoid juga dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan.
“Flavonoid adalah zat yang memberi warna mencolok pada banyak tanaman, namun lebih dari itu, senyawa ini juga menunjukkan potensi besar dalam mendukung kesehatan tubuh,” ujar Dr. Nicola Bondonno, peneliti dari Institut Kanker Denmark kepada Anugerahslot Health pada hari mingg (15/06).
Beragam makanan yang mengandung flavonoid antara lain:
- Buah beri seperti blueberry dan raspberry
- Buah citrus seperti jeruk dan jeruk bali
- Cokelat hitam
- Teh hijau dan teh hitam
- Anggur merah
- Sayuran seperti bayam, kangkung, tomat, bawang, dan kacang polong
- Buah-buahan seperti persik dan pisang
Menurut Bondonno, flavonoid memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang penting dalam menjaga kesehatan sel tubuh. “Senyawa ini membantu melindungi sel dari kerusakan, sekaligus mendukung fungsi otak dan otot,” jelasnya seperti dilansir oleh Medical News Today.
Dengan manfaat yang begitu luas, flavonoid kini semakin mendapat perhatian dalam studi mengenai penuaan sehat dan pencegahan penyakit kronis. Mengintegrasikan makanan kaya flavonoid ke dalam pola makan harian bisa menjadi langkah sederhana namun signifikan untuk menjaga kualitas hidup, terutama di usia lanjut.
Konsumsi Flavonoid Tinggi Dikaitkan dengan Penurunan Risiko Kelemahan Fisik pada Lansia

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menganalisis data lebih dari 85.000 orang berusia 60 tahun ke atas. Temuan penelitian ini mengungkap bahwa asupan tinggi makanan yang mengandung flavonoid berkaitan erat dengan penurunan risiko kelemahan fisik dan penurunan fungsi tubuh, terutama pada perempuan.
“Perempuan dengan asupan flavonoid tertinggi tercatat memiliki risiko kelemahan fisik 15% lebih rendah, serta 12% lebih kecil kemungkinannya mengalami gangguan fungsi fisik,” jelas Dr. Nicola Bondonno, salah satu peneliti utama dalam studi ini.
Penurunan kemampuan fisik di usia lanjut bukan hal sepele. Kondisi tersebut sering kali menjadi faktor utama di balik meningkatnya risiko jatuh, kehilangan kemandirian, hingga merosotnya kualitas hidup secara keseluruhan.
Bondonno menekankan bahwa dampaknya bisa sangat signifikan, bahkan dengan perubahan kecil dalam pola makan. “Bahkan peningkatan sederhana dalam konsumsi flavonoid dapat memberikan perbedaan nyata terhadap kemampuan seseorang untuk tetap sehat dan aktif hingga usia tua,” ujarnya.
Hasil studi ini memperkuat pentingnya pola makan berbasis nabati yang kaya akan senyawa pelindung seperti flavonoid, sebagai strategi jangka panjang dalam menjaga vitalitas di usia lanjut.
Manfaat untuk Kesehatan Mental yang Lebih Stabil
Tak hanya fisik, flavonoid juga berperan dalam menjaga kesehatan mental. Peserta perempuan dalam studi yang mengonsumsi lebih banyak flavonoid mengalami risiko gangguan kesehatan mental 12% lebih rendah, seperti gejala depresi atau kelelahan mental.
“Temuan ini menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat berperan dalam mendukung bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesejahteraan emosional dan psikologis kita seiring bertambahnya usia,” kata Bondonno.
Bahkan pada kelompok pria, meskipun tidak ditemukan manfaat dalam hal kekuatan fisik, peneliti tetap mencatat penurunan risiko gangguan mental sebesar 15% di antara pria dengan konsumsi flavonoid tinggi.
Mengapa Efeknya Bisa Berbeda pada Pria dan Wanita?
Menariknya, efek positif flavonoid dalam hal kekuatan fisik lebih terlihat signifikan pada wanita ketimbang pria. Menurut Bondonno, hal ini bisa jadi disebabkan oleh perbedaan durasi studi dan bukan sepenuhnya faktor biologis.
“Pria diikuti dalam waktu yang lebih singkat, jadi kami mungkin belum memiliki cukup data untuk mendeteksi efek tertentu. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apakah pria dan wanita benar-benar merespons flavonoid secara berbeda,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa timnya berencana mengeksplorasi lebih jauh hubungan dua arah antara flavonoid dan kesejahteraan, termasuk bagaimana kesehatan mental seseorang juga dapat memengaruhi pola makan mereka.
Diet Flavonoid: Solusi Proaktif dalam Mendukung Penuaan Sehat

Menurut Dr. Manisha Parulekar, Direktur Divisi Geriatri di Hackensack University Medical Center, flavonoid merupakan antioksidan kuat yang juga memiliki efek antiperadangan.
“Stres oksidatif dan peradangan kronis adalah pendorong utama penuaan dan penyakit terkait usia. Dengan memperlambat proses ini, flavonoid dapat memperlambat aspek negatif dari penuaan,” jelasnya.
Parulekar juga menambahkan bahwa konsumsi flavonoid terbukti berkaitan dengan peningkatan kesehatan jantung, termasuk tekanan darah yang lebih stabil, kadar kolesterol yang lebih baik, serta fungsi pembuluh darah yang optimal.
“Karena kesehatan kardiovaskular berperan penting terhadap umur panjang, flavonoid dapat mendukung penuaan yang lebih sehat dan berkualitas,” katanya.
Pola makan berbasis flavonoid, kata Parulekar, adalah bentuk perawatan preventif yang mudah diakses dan memberdayakan.
“Ini bukan sekadar mengobati gejala, tetapi memperbaiki akar penyebab penurunan kualitas hidup seiring bertambahnya usia,” pungkasnya.