
Sophrology – Berita mengenai etomidate dan keterlibatannya dalam kasus Jonathan Frizzy menyoroti potensi penyalahgunaan obat bius ini di luar konteks medis yang sah. Etomidate adalah obat anestesi yang hanya boleh digunakan di fasilitas kesehatan dengan pengawasan tenaga medis profesional, karena efeknya yang kuat terhadap sistem saraf pusat.
Beberapa poin penting dari pernyataan Prof. Zullies Ikawati:
- Pengawasan Distribusi Ketat
- Harus ada pencatatan distribusi dari produsen → distributor → rumah sakit → pengguna akhir.
- Setiap pengeluaran stok dari apotek rumah sakit wajib didokumentasikan dan diaudit.
- Larangan Penjualan Daring (Online)
- Etomidate tidak boleh dijual melalui e-commerce, media sosial, atau jalur online lainnya.
- Penjualan atau kepemilikan tanpa izin medis resmi harus dikenai pidana berat karena berisiko tinggi terhadap keselamatan.
- Patroli Siber
- Pemerintah diminta rutin melakukan patroli siber untuk mendeteksi dan menindak penjualan ilegal etomidate secara online.
Langkah-langkah tersebut bertujuan mencegah penyalahgunaan dan menjaga keselamatan publik, mengingat etomidate bisa berdampak fatal jika digunakan sembarangan.
Apakah Anda ingin penjelasan lebih lanjut tentang etomidate, seperti cara kerjanya atau risiko efek sampingnya?
Etomidate Jadi Sorotan Usai Kasus Jonathan Frizzy

Etomidate, obat bius yang umum digunakan dalam prosedur medis, kini tengah menjadi perhatian publik setelah dikaitkan dengan kasus vape ilegal yang melibatkan aktor Jonathan Frizzy. Menyikapi hal ini, Guru Besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Zullies Ikawati, menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap distribusi dan penggunaan etomidate untuk mencegah penyalahgunaan.
“Dalam hal pengawasan distribusi, harus ada pencatatan distribusi yang ketat dari produsen ke distributor, lalu ke rumah sakit hingga ke pengguna akhir,” ujar Prof. Zullies.
Ia menjelaskan bahwa setiap pengeluaran stok etomidate dari apotek rumah sakit wajib didokumentasikan dan diaudit, agar jalur penggunaan obat ini dapat ditelusuri secara jelas. Menurutnya, pengawasan seperti ini penting untuk mencegah obat berisiko tinggi ini jatuh ke tangan yang salah.
Selain itu, Prof. Zullies mengingatkan bahwa etomidate tidak boleh diperjualbelikan melalui jalur daring, termasuk platform e-commerce, media sosial, atau kanal digital lainnya. Ia mendorong agar pihak berwenang rutin melakukan patroli siber guna mendeteksi dan menindak penjualan ilegal.
“Penjualan atau kepemilikan etomidate tanpa izin medis resmi harus dikenai sanksi pidana berat karena risikonya bisa fatal,” tegasnya dalam pernyataan kepada Health Sophrology pada Rabu, 7 Mei 2025.
Lebih lanjut, Prof. Zullies, yang meraih gelar guru besar di usia 39 tahun, juga menyarankan agar etomidate dipertimbangkan untuk masuk ke dalam daftar zat pengendalian ketat, sebagaimana obat-obatan yang termasuk dalam golongan controlled substances.
Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya edukasi publik mengenai bahaya penggunaan etomidate tanpa pengawasan medis. Efek dari obat ini, menurutnya, dapat berujung pada kematian jika disalahgunakan. Oleh karena itu, tenaga kesehatan juga harus diberikan pelatihan khusus agar lebih waspada terhadap potensi penyalahgunaan.
Jika muncul tren penggunaan etomidate untuk tujuan rekreasi, seperti dalam campuran vape atau sebagai party drug, Prof. Zullies mendesak agar otoritas segera merespons dengan cepat.
“Jika ada indikasi penyalahgunaan yang mulai tren, otoritas harus segera mengeluarkan peringatan publik,” tutupnya.
Etomidate Jadi Sorotan Usai Kasus Vape Ilegal yang Libatkan Aktor JF

Nama etomidate belakangan ramai dibicarakan di Indonesia menyusul keterlibatan aktor Jonathan Frizzy (JF) dalam kasus dugaan vape ilegal. Pasalnya, cairan dalam vape yang digunakan diduga mengandung etomidate—obat bius kuat yang seharusnya hanya digunakan dalam konteks medis.
Sebagai informasi, etomidate adalah obat anestesi intravena yang biasa digunakan untuk menginduksi tidur (anestesi) sebelum operasi atau sebagai sedasi pada pasien yang akan dipasangi ventilator, seperti di unit perawatan intensif (ICU) atau ruang gawat darurat.
“Fungsi utamanya adalah membuat pasien tertidur dengan cepat tanpa menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis,” jelas Prof. Zullies Ikawati, pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Etomidate sering dipilih dalam situasi kritis, terutama untuk pasien yang mengalami ketidakstabilan kardiovaskular seperti syok atau trauma berat. Obat ini bekerja dengan cara menekan sistem saraf pusat, melalui peningkatan aktivitas neurotransmiter GABA—zat kimia alami di otak yang berperan dalam menghambat sinyal saraf.
Penggunaan etomidate di luar konteks medis resmi sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal. Kasus ini pun mendorong perhatian terhadap pentingnya regulasi dan pengawasan distribusi obat-obatan anestesi di Indonesia.
Pakar UGM: Penyalahgunaan Etomidate Bisa Sebabkan Kematian
Prof. Zullies Ikawati, Guru Besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada, kembali mengingatkan bahwa etomidate adalah obat bius yang sangat berisiko jika digunakan secara sembarangan, apalagi untuk tujuan rekreasi.
“Efek penyalahgunaannya bisa sangat berbahaya,” tegasnya.
Salah satu dampak serius dari penyalahgunaan etomidate adalah penekanan fungsi adrenal, yaitu kondisi di mana tubuh kehilangan kemampuan memproduksi hormon stres. Hal ini bisa memicu syok adrenal, yang dalam kondisi berat dapat berujung pada kematian.
Berikut adalah beberapa bahaya penyalahgunaan etomidate:
- Depresi pernapasan: napas melambat hingga bisa berhenti sepenuhnya.
- Penurunan kesadaran berat: bisa menyebabkan koma.
- Kejang: meski jarang, tetap bisa terjadi pada individu tertentu.
- Mual dan muntah hebat: sebagai efek samping dari penggunaan tak terkontrol.
- Efek psikotropik: seperti halusinasi atau pengalaman disosiatif (sensasi “keluar dari tubuh”) pada dosis tertentu—efek yang tidak stabil dan berbahaya.
- Ketergantungan psikis: meskipun tidak sekuat zat adiktif lain seperti opioid, tetap ada potensi kecanduan secara mental.
Dengan potensi efek yang begitu serius, Prof. Zullies menegaskan bahwa etomidate tidak boleh disalahgunakan dan hanya boleh digunakan oleh tenaga medis dalam pengawasan ketat.