Sophrology – Usai perayaan Idul Adha, konsumsi daging yang berlebihan kerap memicu kekhawatiran akan kenaikan kadar kolesterol. Untuk menjaga kesehatan tubuh, penting bagi kita untuk memperhatikan pola makan—khususnya dengan memilih makanan yang tinggi serat dan rendah lemak jenuh.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan, dr. Faisal Parlindungan, menjelaskan kepada Anugerahslot bahwa oat dan gandum utuh merupakan pilihan tepat karena mengandung serat larut yang terbukti secara ilmiah mampu mengikat kolesterol dalam usus, sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Selain itu, kacang-kacangan seperti almond, serta sumber lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat, kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang baik untuk jantung. Tak ketinggalan, ikan berlemak seperti salmon dan sarden juga sangat direkomendasikan karena kaya akan omega-3, yang berperan dalam menurunkan kolesterol jahat dan menjaga kesehatan pembuluh darah.
Tambahkan Makanan Tinggi Serat dan Kedelai
Faisal juga menyarankan konsumsi buah dan sayuran tinggi serat, seperti apel, pir, wortel, dan brokoli, untuk membantu proses penurunan kolesterol. Produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu pun diketahui memiliki efek positif dalam menurunkan kadar LDL.
Batasi Lemak Jenuh dan Kolesterol Harian
Mengacu pada rekomendasi American Heart Association, batas aman konsumsi lemak jenuh adalah kurang dari 10% dari total kalori harian. Selain itu, dianjurkan juga untuk membatasi asupan kolesterol harian maksimal 200–300 miligram, terutama bagi mereka yang memiliki risiko penyakit kardiovaskular.
Baca Juga : Jenis Obat untuk Mengontrol Kolesterol Tinggi Menurut Perkeni
Dengan memperhatikan pola makan seimbang, mengurangi konsumsi lemak jenuh, dan memperbanyak asupan serat serta lemak sehat, Anda bisa menjaga kadar kolesterol tetap stabil meski setelah menyantap hidangan daging kurban.
Tips Atur Konsumsi Kolesterol Tinggi Usai Idul Adha

Setelah menikmati hidangan daging kurban saat Idul Adha, penting bagi setiap orang untuk memperhatikan asupan makanan yang mengandung kolesterol tinggi. dr. Faisal Parlindungan, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan, membagikan beberapa tips praktis agar kadar kolesterol tetap terjaga.
Salah satu yang disarankannya adalah membatasi konsumsi kuning telur, yakni maksimal 3–4 butir per minggu, agar asupan kolesterol tidak berlebihan. Selain itu, ia mengingatkan untuk menghindari jeroan, seperti hati, usus, atau otak, serta kulit ayam yang tinggi lemak jenuh.
Faisal juga menyarankan agar makanan laut tertentu, seperti udang dan cumi, dikonsumsi dalam jumlah terbatas karena kandungan kolesterolnya yang cukup tinggi. Untuk menyeimbangkan pola makan, ia menganjurkan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian.
Jaga Kesehatan dengan Gaya Hidup Aktif
Tidak hanya soal makanan, Faisal juga menekankan pentingnya berolahraga secara rutin sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Aktivitas fisik yang dilakukan secara konsisten dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sekaligus menjaga berat badan tetap ideal.
Dengan kombinasi antara pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, tubuh akan lebih siap menghadapi lonjakan kolesterol setelah perayaan Idul Adha, dan kesehatan jangka panjang pun tetap terjaga.
Jaga Kolesterol Sejak Muda untuk Cegah Penyakit Kronis

dr. Faisal Parlindungan, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan, mengingatkan pentingnya menjaga kadar kolesterol dalam darah tetap berada di batas normal, bahkan sejak usia muda. Menurutnya, kolesterol tinggi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berdampak serius terhadap kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
“Penumpukan kolesterol bisa membentuk plak di pembuluh darah atau yang dikenal dengan istilah aterosklerosis. Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke,” jelas Faisal.
Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa penumpukan plak juga bisa mengganggu aliran darah ke berbagai organ tubuh, termasuk ginjal. Jika kondisi ini terjadi bersamaan dengan hipertensi atau diabetes, risikonya akan semakin tinggi dan dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis.
Faisal juga menyoroti bahwa kadar kolesterol tinggi yang tidak dikontrol dapat mempercepat proses penuaan pembuluh darah, bahkan pada orang-orang berusia muda. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup sehat, seperti pola makan rendah lemak jenuh, konsumsi serat tinggi, serta olahraga teratur, guna mencegah komplikasi serius di kemudian hari.