
Sophrology – Anemia pada masa kehamilan bukanlah masalah sepele. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko serius seperti kelahiran prematur, stunting pada anak, hingga kematian ibu saat proses persalinan.
Dokter spesialis kandungan, Matthew Simangunsong, menjelaskan bahwa anemia tak hanya berdampak pada kesehatan fisik ibu, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Gejala seperti kelelahan, penurunan daya konsentrasi, dan melemahnya sistem imun sering kali muncul akibat kurangnya zat besi dalam tubuh.
“Pemenuhan nutrisi selama kehamilan bukan hanya soal menjaga kesehatan ibu, tetapi juga investasi jangka panjang bagi generasi yang akan datang. Kekurangan zat besi serta vitamin penting lainnya harus dicegah sedini mungkin,” jelas Matthew dalam talkshow Nutrisi Esensial Mewujudkan Generasi Sehat yang diselenggarakan oleh PYFAHEALTH di Cipete, Jakarta, Rabu (23 April 2025).
Untuk itu, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan cukup selama masa kehamilan. Langkah ini tidak hanya memberikan dampak langsung terhadap tumbuh kembang janin, tetapi juga menjadi fondasi bagi terciptanya generasi yang sehat dan kuat.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya nutrisi ibu hamil, PYFAHEALTH meluncurkan kampanye bertajuk Perempuan Hebat, Generasi Kuat. Kampanye ini bertujuan mendorong edukasi yang mudah dipahami serta akses yang lebih luas terhadap produk nutrisi berkualitas.
“Melalui kampanye ini, kami ingin memberdayakan perempuan Indonesia agar menjadi agen perubahan dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh,” ujar Adi Prabowo, Head of Marketing and Business Integration PYFAGROUP dalam kesempatan yang sama.
Mengenal Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berada di bawah batas normal. Hemoglobin sendiri berperan penting dalam mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Jika kadar Hb menurun, distribusi oksigen ke sel tubuh akan terganggu.
Definisi ini tercantum dalam Buku Saku Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil dan Remaja Putri yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2023. Buku yang disusun oleh dr. Inti Mudjiati, MKM., bersama tim, menjelaskan bahwa anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius seperti perdarahan, kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), panjang badan lahir rendah (PBLR), serta kelahiran prematur.
Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup signifikan di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 1 dari 2 ibu hamil mengalami anemia, dan 3 hingga 4 dari 10 remaja putri juga mengalami kondisi serupa.
Beberapa faktor penyebab anemia di kalangan ibu hamil dan remaja putri meliputi pola makan yang kurang gizi, adanya penyakit penyerta, serta belum optimalnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin.
Pencegahan dan penanganan anemia perlu menjadi prioritas bersama, mengingat dampaknya tidak hanya pada individu, tetapi juga pada generasi yang akan datang.
Penyebab Anemia Pada Bumil

Umumnya anemia disebabkan oleh beberapa hal termasuk kekurangan asupan zat gizi (zat besi, asam folat, vitamin B12, dan protein) sehingga mengganggu pembentukan hemoglobin.
Anemia juga bisa terjadi gegara keluarnya darah dalam jumlah yang banyak atau pendaharahaan baik akut maupun kronis. Perdarahan akut biasanya disebabkan oleh kecelakaan, sedangkan perdarahan kronis disebabkan oleh menstruasi yang berlangsung lama dan banyak, perdarahan akibat kecacingan (cacing menghisap darah dan merusak dinding usus) dan perdarahan akibat malaria yang menyebabkan sel darah merah rusak (hemolysis).
Faktor keturunan (penyakit thalassemia yang menyebabkan sel darah merah rusak) juga berperan pada kejadian anemia.
Sementara, pada ibu hamil, anemia bisa terjadi karena ada pembesaran berbagai organ tubuh seperti payudara, uterus, dan pembentukan plasenta serta penambahan jumlah darah.
Pertumbuhan janin yang semakin lama semakin besar juga akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan zat gizi. Bila tidak terpenuhi maka ibu hamil berisiko menderita anemia, atau bila sudah menderita anemia, maka anemianya akan semakin parah.
Cara Mencegah Anemia
Anemia pada ibu hamil sangat penting untuk dicegah. Upaya pencegahan dilaksanakan melalui penerapan konsumsi makanan bergizi seimbang, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), fortifikasi dan pengobatan penyakit infeksi.
Perbaikan pola makan dan perilaku sangat penting untuk pemenuhan zat gizi dari makanan. Perbaikan pola makan dengan pendidikan gizi menggunakan Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Implementasi dari “Perilaku Gizi Seimbang” adalah perilaku konsumsi pangan dan hidup sehat sesuai dengan pesan Gizi Seimbang berdasarkan prinsip 4 pilar, yaitu:
- Mengonsumsi aneka ragam pangan.
- Membiasakan hidup bersih utamanya mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir.
- Melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
- Memantau berat badan secara teratur (sebulan sekali) untuk mempertahankan berat badan normal.
Makanan beragam adalah berbagai makanan yang dikonsumsi dari beragam kelompok pangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok pangan.
“Pastikan bahwa di dalam menu sehari-hari mengandung sumber pangan hewani, yang merupakan sumber zat besi. Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin dan myoglobin, untuk membawa oksigen dan pernapasan sel,” jelas Inti Mudjiati.