
Sophrology – Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut berlebihan yang muncul di kulit akibat proses penyembuhan luka yang tidak normal. Kondisi ini bukan hanya soal penampilan. Keloid bisa menyebabkan rasa gatal, nyeri, bahkan mengganggu kepercayaan diri.
Tidak seperti bekas luka biasa yang bisa memudar, keloid justru bisa terus tumbuh melampaui area luka awal. Jaringan parut ini cenderung menetap dalam jangka panjang dan tidak akan hilang tanpa penanganan medis.
Keloid dapat terbentuk setelah luka terbuka, operasi, luka bakar, tindik, atau jerawat yang meradang. Risiko akan lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan keloid, serta pada individu berkulit gelap.
dr. Regina Esterlina Rehatta, dokter spesialis bedah umum RS EMC Cibitung, menegaskan bahwa keloid tidak bisa hilang dengan sendirinya. “Berbeda dengan bekas luka biasa yang memudar, keloid justru bisa terus membesar karena pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan,” ujarnya, dikutip dari laman EMC, Senin, 7 April 2025.
Meski dalam beberapa kasus keloid bisa melunak atau sedikit mengecil seiring waktu, kondisi ini tidak akan membaik total tanpa penanganan medis. Karena itu, penting untuk memahami cara mengatasi keloid sejak dini dan menyesuaikannya dengan ukuran serta kondisi jaringan yang tumbuh.
Penyebab Keloid dan Mengapa Tidak Bisa Hilang Sendiri

Secara medis, keloid muncul karena tubuh memproduksi kolagen secara berlebihan saat menyembuhkan luka. Berbeda dari jaringan parut normal yang berhenti tumbuh, keloid terus berkembang akibat mekanisme penyembuhan yang tidak seimbang.
Karena itu, keloid tidak bisa hilang seperti bekas luka biasa. Penanganannya memerlukan intervensi medis dan harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Beberapa faktor yang memicu pertumbuhan keloid meliputi:
- Faktor genetik: Jika salah satu atau kedua orangtua memiliki keloid, risiko anak untuk mengalaminya juga meningkat.
- Letak luka: Keloid cenderung muncul di area tertentu seperti dada, bahu, punggung, daun telinga, dan rahang bawah.
- Usia: Keloid paling sering muncul pada orang berusia antara 10 hingga 30 tahun.
- Jenis luka: Luka dari operasi, tindik, tato, atau jerawat parah berisiko lebih tinggi memicu keloid.
Karena sifatnya yang terus tumbuh, penting untuk mengenali faktor risikonya dan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penanganan terbaik sejak dini.
Cara Mengatasi Keloid di Badan
Berikut beberapa metode umum yang digunakan tenaga medis untuk menangani keloid:
1. Injeksi Kortikosteroid
Injeksi ini berfungsi mengurangi peradangan dan mengecilkan ukuran keloid. Biasanya diberikan setiap 4–6 minggu. Meski keloid tidak bisa hilang dengan sendirinya, metode ini cukup efektif sebagai langkah awal.
2. Terapi Laser
Laser jenis pulsed-dye (PDL) sering digunakan untuk mengurangi kemerahan dan mengecilkan keloid. Terapi ini populer, namun biasanya memerlukan beberapa kali sesi untuk hasil maksimal.
3. Operasi Eksisi
Keloid dapat diangkat melalui pembedahan. Namun, karena berisiko tumbuh kembali, prosedur ini sebaiknya dikombinasikan dengan terapi lain seperti injeksi atau radioterapi.
4. Radioterapi
Setelah operasi, radiasi dosis rendah bisa diberikan untuk mencegah keloid tumbuh kembali. Metode ini kerap dipilih untuk keloid berukuran besar.
5. Silikon Gel atau Lembaran Silikon
Pemakaian silikon secara rutin, terutama pada tahap awal, bisa menekan pertumbuhan keloid. Ini menjadi alternatif praktis yang bisa digunakan di rumah.
6. Cryotherapy
Terapi pembekuan dengan nitrogen cair cocok untuk keloid kecil. Selain mengecilkan ukuran, metode ini tidak menimbulkan luka baru yang bisa memicu keloid lain.
Semua metode ini umumnya perlu diawasi oleh tenaga medis, mengingat keloid tidak dapat hilang tanpa penanganan khusus.