
Sophrology – Anda mungkin pernah mendengar klaim bahwa ada makanan atau minuman tertentu yang bisa “membersihkan ginjal dari racun”. Namun, menurut dr. Lydia Dorothea Simatupang, SpPD-KGH, dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, anggapan itu tidak benar.
“Enggak ada,” tegas dr. Lydia.
Ia menjelaskan, ginjal itu sendiri sudah berfungsi secara alami untuk membuang sisa metabolisme dari tubuh. Untuk menjaga fungsinya, yang terpenting adalah menjalani gaya hidup sehat, bukan mengandalkan detoks instan.
Minum Air Putih Cukup
Minum air putih harus cukup hal ini tergantung pada aktivitas harian seseorang dan iklim di suatu daerah.
“Tergantung kebutuhan, kegiatan. Di Indonesia dengan penguapan tinggi, kita pukul rata (kebutuhan air putih) sekitar dua liter cukup,” kata Lydia dalam diskusi daring bersama RS Pondok Indah beberapa waktu lalu.
Makan Sehat
- Karbohidrat cukup
- Protein cukup, tidak berlebihan maupun kekurangan
- Buah dan sayur cukup
Batasi Gula Garam Lemak
Aspek penting lainnya adalah membatasi gula, garam dan lemak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan batas konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) per hari yaitu:
- 50 gram gula (4 sendok makan)
- 2.000 mg natrium atau 5 gram garam (1 sendok teh)
- 67 gram lemak (5 sendok makan minyak).
Selain itu, pantau tekanan darah dan kadar gula darah, karena hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak ginjal.
Cegah Kerusakan Dini, Ini Cara Deteksi Dini Masalah Ginjal

Penyakit ginjal sering berkembang tanpa gejala yang jelas. Karena itu, dr. Lydia Dorothea Simatupang, SpPD-KGH, mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin untuk mengecek fungsi ginjal, terutama melalui tes darah dan urine di laboratorium.
1. Tes Darah untuk Menilai Fungsi Ginjal
Pemeriksaan darah adalah metode utama untuk menilai seberapa baik ginjal bekerja. Tes ini mengukur kadar zat sisa tubuh seperti kreatinin, ureum, dan asam urat, serta elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida.
Zat-zat sisa seharusnya disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Bila kadarnya tinggi dalam darah atau terjadi ketidakseimbangan elektrolit, ini bisa menandakan penurunan fungsi ginjal.
2. Tes Urine untuk Mendeteksi Protein atau Darah
Tes urine dilakukan untuk mengetahui apakah ada protein atau sel darah dalam urine. Kedua komponen ini seharusnya tidak lolos dari penyaringan ginjal. Bila ditemukan, itu bisa menjadi tanda awal kerusakan ginjal.
Pemeriksaan rutin menjadi langkah penting untuk mendeteksi masalah ginjal lebih awal, sebelum gejala muncul dan kondisi memburuk.