
Sophrology – Di era digital, banyak orang mencoba mencari tahu sendiri penyebab gangguan kesehatan melalui internet. Sayangnya, langkah ini bisa berbahaya, terutama untuk penyakit serius seperti Myasthenia Gravis (MG).
dr. Zicky Yombana, Sp.S, Dokter Spesialis Saraf dari RS Brawijaya Saharjo sekaligus penyintas MG, mengingatkan agar masyarakat Anugerahslot tidak terjebak dalam fenomena yang ia sebut sebagai “Jebakan Dr. Google.”
“Banyak yang mendiagnosis diri sendiri dari internet. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti krisis miastenik,” ujarnya.
MG adalah penyakit autoimun langka yang menyerang sistem saraf dan otot. Kelemahan otot yang datang dan pergi adalah salah satu gejala utamanya. Namun, karena gejalanya mirip kelelahan biasa, banyak orang tidak menyadari bahwa kondisi tersebut bisa jadi tanda penyakit serius.
Idham Hamzah, Presiden Direktur Menarini Indonesia, menambahkan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat tentang MG dapat berdampak fatal.
“Banyak orang belum tahu apa itu MG, seberapa berat dampaknya, dan betapa berat perjuangan pasien yang mengalaminya,” tegasnya.
Jangan Abaikan Gejalanya
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti:
- Kelopak mata sering turun
- Penglihatan ganda
- Suara sengau
- Lemas pada otot wajah, tangan, atau kaki
…dan gejala itu muncul hilang-timbul terutama saat lelah—jangan anggap remeh. Segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Diagnosis dini bukan hanya menyelamatkan kualitas hidup, tetapi juga mencegah komplikasi berbahaya seperti gangguan pernapasan yang bisa mengancam nyawa.
Waspada! Rasa Lelah yang Tak Biasa Bisa Jadi Tanda Myasthenia Gravis

Rasa lelah kerap dianggap hal yang lumrah, apalagi di tengah rutinitas yang padat. Namun, jika tubuh sering kali terasa lemas meskipun tidak melakukan aktivitas berat, kondisi ini bisa menandakan sesuatu yang lebih serius.
Salah satu penyakit yang bisa muncul dengan gejala serupa adalah Myasthenia Gravis (MG) — gangguan autoimun yang menyerang sistem saraf dan otot, menyebabkan kelemahan otot yang bersifat hilang timbul (fluktuatif).
dr. Ahmad Yanuar Safri, Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengungkapkan bahwa banyak penderita MG tidak menyadari gejalanya sejak awal karena menyerupai kelelahan biasa.
“Sering kali, keluhan seperti kelopak mata yang menurun atau suara yang tiba-tiba sengau dianggap efek lelah bekerja. Padahal bisa jadi itu gejala awal MG,” ujarnya dalam diskusi media bertajuk “Myasthenia Gravis: Lebih dari Sekedar Lelah” pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Berikut ini enam ciri khas Myasthenia Gravis yang kerap disalahartikan sebagai kelelahan biasa:
- Kelopak mata turun (ptosis) – Terlihat seperti mata sayu atau mengantuk, padahal bisa menjadi gejala awal MG.
- Penglihatan ganda (diplopia) – Sering diabaikan dan dikira akibat kurang tidur atau kelelahan mata.
- Suara menjadi sengau atau lemah – Dianggap sebagai suara serak karena flu, padahal bisa karena kelemahan otot bicara.
- Kesulitan menelan – Sering dikira radang tenggorokan atau kurang minum.
- Otot cepat lelah saat digunakan – Misalnya, tangan terasa lemas setelah menyisir rambut atau menaiki tangga.
- Sesak napas atau kesulitan bernapas saat beraktivitas ringan – Bisa dikira gangguan paru, padahal disebabkan oleh otot pernapasan yang melemah.
Deteksi dini dan pengobatan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti krisis miastenik, yaitu kondisi saat otot pernapasan lumpuh dan pasien harus dibantu alat pernapasan.
Waspadai! 6 Gejala Myasthenia Gravis yang Sering Dianggap Sekadar Lelah

Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun serius yang menyerang sistem saraf dan otot. Sayangnya, gejala awalnya kerap dianggap sebagai tanda kelelahan biasa sehingga sering terlambat dikenali. Menurut dr. Ahmad Yanuar Safri, Sp.S(K), Dokter Spesialis Saraf dari RSCM, ada beberapa ciri khas MG yang patut diwaspadai:
1. Mudah Lelah Saat Beraktivitas Ringan
Penderita MG umumnya mengalami kelemahan otot yang meningkat seiring aktivitas, meskipun aktivitas tersebut tergolong ringan. Setelah beristirahat, kekuatan otot dapat kembali normal.
“Ototnya jadi cepat lelah, tapi akan pulih setelah istirahat. Ini yang membedakan dengan kelemahan akibat penyakit lain,” jelas dr. Ahmad.
2. Kelopak Mata Turun (Ptosis)
Salah satu gejala awal paling umum adalah turunnya kelopak mata, baik pada satu maupun kedua mata. Sekitar 80 persen pasien MG mengalami gangguan otot mata sebagai gejala awal.
“Biasanya dimulai dari mata, kelopak menurun atau penglihatan menjadi ganda,” tambah dr. Ahmad.
3. Penglihatan Ganda (Diplopia)
MG juga memengaruhi otot penggerak bola mata, menyebabkan pandangan menjadi ganda. Hal ini terjadi karena sinyal antara saraf dan otot tidak tersampaikan dengan baik, membuat kerja otot mata terganggu.
4. Sulit Berbicara, Mengunyah, atau Menelan
Gangguan pada otot wajah seperti kesulitan mengunyah makanan, bicara sengau, atau sulit menelan bisa menjadi gejala MG. Sekitar 20 persen pasien mengalami gejala awal di area ini.
“Bukan cuma mata, ada juga pasien yang mengeluh sulit menelan sejak awal,” kata dr. Ahmad.
5. Lemas pada Lengan dan Kaki
Rasa lemas atau kehilangan tenaga pada anggota gerak seperti tangan dan kaki, walau tanpa aktivitas berat, bisa menjadi tanda MG. Gejala ini sering disangka hanya akibat kelelahan biasa.
6. Sulit Bernapas (Kondisi Serius)
Pada kasus berat, MG dapat menyerang otot pernapasan sehingga menyebabkan kesulitan bernapas. Walau jarang muncul di awal, kondisi ini bisa membahayakan nyawa jika tak segera ditangani.
“Sekitar satu persen pasien pertama kali mengalami gangguan pernapasan, dan itu bisa langsung masuk ICU,” ujar dr. Ahmad.
Kesimpulan:
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala seperti di atas secara berulang, jangan anggap remeh. Segera konsultasikan ke dokter saraf agar mendapat diagnosis dan penanganan dini. Myasthenia Gravis bisa dikendalikan dengan terapi tepat, namun keterlambatan bisa berakibat fatal.