
Sophrology – Belakangan ini, tren Fart Walk ramai diperbincangkan di media sosial. Meski terdengar lucu—atau bahkan sedikit menjijikkan—aktivitas ini ternyata memiliki manfaat kesehatan yang cukup serius, khususnya untuk sistem pencernaan.
Fart Walk adalah aktivitas jalan kaki ringan selama lima menit yang dilakukan dalam waktu satu jam setelah makan besar. Meski terlihat sederhana, aktivitas ini dipercaya mampu membantu mengatasi berbagai keluhan pencernaan, seperti kembung, rasa sebah, hingga sembelit.
Menurut dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD kepada Anugerahslot health, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, Fart Walk bisa merangsang gerakan peristaltik usus, yaitu gerakan otot-otot saluran cerna yang mendorong makanan dan gas keluar dari sistem pencernaan.
“Fart Walk adalah fenomena yang muncul di media sosial dan mendorong orang untuk berjalan kaki selama lima menit dalam satu jam terakhir setelah makan besar. Tujuannya untuk merangsang peristaltik usus agar lebih efektif,” jelas dr. Decsa melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya, @dokterdecsa.
Dengan kata lain, meskipun terdengar sepele, membiasakan diri melakukan Fart Walk usai makan bisa menjadi langkah kecil namun bermanfaat besar untuk kesehatan pencernaan Anda.
Fart Walk: Solusi Sederhana untuk Perut Kembung dan Pencernaan Tersumbat

Salah satu manfaat utama dari tren Fart Walk adalah kemampuannya dalam melancarkan sistem pencernaan. Banyak orang kerap mengeluhkan perut terasa penuh, begah, atau kesulitan buang angin setelah makan besar. Dengan melakukan jalan kaki ringan selama lima menit, tubuh akan terbantu dalam memproses makanan secara lebih efisien.
“Fart Walk ini bisa mengurangi keluhan seperti kembung, sebah, dan sembelit. Gerakan tubuh selama berjalan membantu memperlancar saluran cerna, dan manfaatnya bisa langsung dirasakan,” ujar dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD.
Kentut atau buang angin sendiri merupakan proses alami tubuh untuk membuang gas dari saluran cerna. Jika gas tersebut tertahan, bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tapi juga bisa menyebabkan sakit perut dan gangguan pencernaan lainnya.
Dengan langkah yang sederhana dan mudah diterapkan, Fart Walk menjadi solusi praktis yang bisa langsung dilakukan setelah makan besar. Tak perlu peralatan khusus atau lokasi tertentu—cukup berjalan santai selama beberapa menit, dan Anda bisa merasakan perbedaannya.
Tak Hanya untuk Pencernaan, Fart Walk Juga Bantu Kendalikan Gula Darah

Tak sekadar membantu sistem pencernaan, Fart Walk juga memiliki manfaat penting lainnya, yakni menurunkan kadar gula darah setelah makan (postprandial). Hal ini sangat berguna untuk mencegah sindroma metabolik, yaitu kondisi yang meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
“Selain memperlancar pencernaan, Fart Walk juga efektif dalam menurunkan gula darah setelah makan, sehingga membantu mengurangi risiko sindroma metabolik, terutama diabetes,” ujar dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD.
Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas ringan seperti jalan kaki setelah makan dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam darah. Dengan begitu, lonjakan gula darah yang biasanya terjadi setelah makan besar bisa lebih terkontrol—terutama pada individu dengan riwayat diabetes atau prediabetes.
Salah satu daya tarik Fart Walk adalah kesederhanaannya. Tidak memerlukan alat khusus, pakaian olahraga, atau lokasi luas. Anda hanya perlu meluangkan lima menit untuk berjalan santai setelah makan, baik itu di dalam rumah, koridor kantor, atau di sekitar lingkungan tempat tinggal.
Tren ini sekaligus menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan pencernaan dan metabolik bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten—dan sering kali, sesederhana berjalan kaki selama lima menit setelah makan.