
Sophrology – Pernah merasa kamu selalu jadi sasaran empuk nyamuk, meskipun sedang berada di tempat yang sama dengan orang lain? Sementara orang di sekitarmu tampak santai, kamu justru sibuk menggaruk bekas gigitan yang tak henti muncul. Tenang, kamu tidak sendirian—dan fenomena ini ternyata bukan sekadar mitos.
Menurut Supriyono, pakar entomologi dari IPB University, nyamuk memang memiliki preferensi khusus saat memilih siapa yang akan digigit. Sejumlah faktor biologis dan lingkungan menjadi penentu utama daya tarik tubuh manusia di mata nyamuk.
1. Tubuh yang Mudah Berkeringat
Nyamuk sangat tertarik pada zat yang keluar bersama keringat, seperti amonia dan asam laktat. Zat-zat ini merupakan hasil metabolisme tubuh yang terdeteksi oleh indra penciuman nyamuk dari jarak tertentu.
“Keringat mengandung senyawa yang bersifat atraktan bagi nyamuk,” jelas Supriyono. Ia menyarankan agar orang yang mudah berkeringat lebih memperhatikan kebersihan tubuh dan menggunakan losion atau semprotan antinyamuk untuk mengurangi risiko digigit.
2. Suhu Tubuh yang Hangat dan Karbon Dioksida
Faktor lainnya adalah suhu tubuh dan pernapasan. Nyamuk cenderung tertarik pada individu dengan suhu tubuh yang lebih hangat, serta yang mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida (CO₂) saat bernapas.
“CO₂ adalah isyarat utama bagi nyamuk untuk mendeteksi keberadaan manusia,” ujar Supriyono, yang juga mengajar di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University. Semakin banyak CO₂ yang kamu keluarkan, semakin besar kemungkinan kamu menjadi target nyamuk.
3. Mengenakan Pakaian Warna Gelap
Warna pakaian pun turut berperan. Menurut Supriyono, nyamuk lebih tertarik pada warna gelap seperti hitam dan biru tua. Pakaian berwarna terang cenderung tidak menarik perhatian nyamuk sebanyak warna gelap.
Kesimpulan:
Jika kamu merasa jadi langganan gigitan nyamuk, periksa apakah kamu sering berkeringat, mengenakan pakaian gelap, atau punya suhu tubuh yang lebih hangat. Untuk mencegahnya, gunakan pelindung seperti losion antinyamuk, kenakan pakaian berwarna terang, dan jaga kebersihan tubuh secara rutin. Nyamuk memang kecil, tapi dampaknya bisa besar—terutama jika membawa penyakit seperti demam berdarah atau malaria.
Mitos: Makan Sayur Pahit Bikin Nyamuk Enggan Menggigit?

Di tengah berbagai upaya menghindari gigitan nyamuk, banyak orang mempercayai bahwa konsumsi sayuran pahit seperti pare dan daun pepaya bisa membuat darah menjadi “pahit”, sehingga nyamuk enggan menggigit. Sebaliknya, ada pula anggapan bahwa makanan manis bisa membuat darah lebih menarik bagi nyamuk.
Namun, menurut Supriyono, pakar entomologi dari IPB University kepada Anugerahslot health, kepercayaan tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.
“Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan nyamuk memilih manusia berdasarkan rasa darah,” tegasnya.
Dengan kata lain, preferensi nyamuk tidak dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi, baik pahit maupun manis. Faktor-faktor utama yang tetap relevan adalah bau tubuh, suhu kulit, keringat, dan karbon dioksida yang dikeluarkan saat bernapas.
Mengapa Kamu Lebih Sering Digigit Nyamuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Pernah merasa jadi satu-satunya orang yang selalu jadi sasaran gigitan nyamuk, padahal berada di tempat yang sama dengan orang lain? Fenomena ini bukan sekadar perasaan atau mitos belaka. Menurut Supriyono, pakar entomologi dari IPB University, nyamuk memang memiliki preferensi khusus saat memilih korbannya.
Faktor yang Menarik Nyamuk
Supriyono menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang membuat seseorang lebih menarik bagi nyamuk, antara lain:
- Bau Badan dan Keringat
Nyamuk sangat tertarik pada senyawa kimia yang dikeluarkan tubuh melalui keringat, seperti amonia dan asam laktat. Zat-zat ini dihasilkan sebagai sisa metabolisme tubuh dan terdeteksi oleh nyamuk dari jarak tertentu. - Karbon Dioksida (CO₂)
Saat bernapas, manusia mengeluarkan CO₂, dan nyamuk menggunakan gas ini untuk mendeteksi keberadaan mangsanya. Semakin banyak CO₂ yang dikeluarkan, semakin tinggi pula kemungkinan seseorang menjadi target gigitan. - Suhu Tubuh
Nyamuk menyukai tubuh yang memiliki suhu hangat. Inilah sebabnya mengapa orang yang sedang aktif bergerak atau berkeringat cenderung lebih sering digigit. - Warna Pakaian Gelap
Warna juga berperan penting. Nyamuk lebih tertarik pada warna-warna gelap seperti hitam dan biru tua dibandingkan warna cerah. Warna gelap menyerap panas dan membuat seseorang lebih mudah terdeteksi oleh nyamuk.
Mitos yang Perlu Diluruskan
Di masyarakat, beredar anggapan bahwa konsumsi makanan pahit seperti pare dan daun pepaya bisa membuat darah menjadi “pahit” dan tidak disukai nyamuk. Ada juga yang percaya bahwa makanan manis membuat darah lebih menarik bagi nyamuk.
Namun, Supriyono menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
“Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan nyamuk memilih manusia berdasarkan rasa darah,” katanya.
Pentingnya Pemahaman yang Benar
Dengan mengetahui faktor-faktor sebenarnya yang membuat seseorang lebih rentan digigit nyamuk, masyarakat diharapkan tidak lagi terjebak dalam mitos. Pemahaman ini penting agar kita bisa melindungi diri secara lebih efektif, terutama dari risiko penyakit berbahaya seperti demam berdarah, malaria, dan chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Gunakan penolak nyamuk, kenakan pakaian terang dan tertutup saat berada di luar ruangan, serta jaga kebersihan lingkungan untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk. Karena melindungi diri dari nyamuk bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga tentang menjaga kesehatan.