
Sophrology – Diabetes sering dijuluki sebagai “ibu dari segala penyakit”, bukan tanpa alasan. Julukan ini menggambarkan betapa seriusnya dampak yang bisa ditimbulkan oleh kondisi ini terhadap kesehatan secara menyeluruh.
“Diabetes disebut demikian karena risiko komplikasinya sangat luas,” jelas Prof. Sidartawan Soegondo, dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik endokrin dan diabetes dari Eka Hospital BSD. Pernyataan ini disampaikan dalam siaran pers yang dikutip dari Sophrology pada Selasa, 22 April 2025.
Menurutnya, komplikasi akibat diabetes bisa menyerang hampir seluruh bagian tubuh. Mulai dari kerusakan pada jantung, ginjal, mata, hingga sistem saraf, semua berpotensi terdampak jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik.
“Ini alasan mengapa diabetes dianggap bukan penyakit biasa,” tambah Sidartawan. “Karena dampaknya bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit serius lainnya.”
Pernyataan ini menjadi pengingat penting bahwa pengelolaan diabetes harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan, bukan hanya dengan obat, tapi juga dengan pola hidup yang disiplin.
Selalu Waspada Terhadap Komplikasi Diabetes
Pada orang dewasa, kadar gula darah saat puasa yang normal berada di bawah 100 mg/dL, atau nilai HbA1c di bawah 5,7 persen. Ketika kadar glukosa dalam darah terus-menerus tinggi, hal ini bisa merusak pembuluh darah dan organ vital, membuka jalan bagi berbagai komplikasi serius.
Berikut ini beberapa komplikasi umum akibat diabetes yang perlu diwaspadai:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah: Diabetes meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).
- Diabetik neuropati: Kerusakan saraf akibat kadar gula darah tinggi, biasanya dimulai dari ujung jari kaki dan tangan, ditandai dengan kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar.
- Disfungsi ereksi: Akibat kerusakan saraf dan pembuluh darah di area genital.
- Nefropati diabetik: Gangguan ginjal akibat kerusakan pada pembuluh darah halus di glomerulus, yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
- Retinopati diabetes: Kerusakan saraf mata akibat diabetes, yang bila dibiarkan bisa menyebabkan kebutaan.
- Penyakit pembuluh darah tepi: Penyumbatan pembuluh darah di kaki yang menyebabkan aliran darah terganggu. Luka sulit sembuh dan dalam kasus berat bisa menyebabkan jaringan mati hingga amputasi.
- Masalah kulit: Infeksi kulit, terutama infeksi jamur, kerap terjadi pada penderita diabetes, termasuk di area genital.
- Penyakit Alzheimer: Diabetes tipe 2 yang tidak terkendali dapat merusak saraf otak, meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif dan demensia.
Pengendalian kadar gula darah bukan sekadar menjaga angka tetap normal, tapi juga untuk mencegah kerusakan yang dapat menyebar ke seluruh tubuh. Diabetes bukan penyakit ringan, dan pencegahannya harus dimulai dari kesadaran akan bahaya komplikasinya.
Indonesia Berada di 5 Besar Diabetes Sedunia
Menurut data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021, Indonesia menempati posisi kelima dunia dalam jumlah kasus diabetes, dengan total penderita mencapai 19,5 juta orang. Angka ini mencerminkan bahwa diabetes menjadi masalah kesehatan serius yang perlu perhatian besar.
Diabetes melitus (DM) dikenal sebagai penyakit kronis yang umumnya tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, kadar gula darah tetap bisa dikendalikan melalui pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan pengobatan yang tepat. Upaya ini penting untuk mencegah komplikasi serius yang bisa terjadi akibat diabetes.
Prof. Sidartawan Soegondo, dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik endokrin dan diabetes, menegaskan bahwa diabetes adalah kondisi jangka panjang. Menurut definisi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, penyakit kronis adalah kondisi yang berlangsung selama setahun atau lebih dan membutuhkan perawatan medis berkelanjutan atau perubahan gaya hidup, atau keduanya.
Sementara itu, American Diabetes Association (ADA) menyebut diabetes sebagai kelompok gangguan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh kekurangan insulin, baik secara relatif maupun absolut.
Insulin adalah hormon penting yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Jika jumlah insulin dalam tubuh tidak mencukupi, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Akibatnya, glukosa menumpuk di dalam darah dan memicu berbagai gangguan kesehatan.
Kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin sangat penting dalam menekan angka kasus diabetes dan mencegah dampaknya yang luas terhadap tubuh.
Diabetes Tidak Dapat Disembuhkan, Namun Dapat Dikendalikan

Diabetes merupakan kondisi kronis yang hingga kini belum dapat disembuhkan. Namun, penanganannya dapat dilakukan dengan tujuan utama mencapai kadar gula darah yang terkontrol secara optimal. Target pengelolaan ini bersifat individual dan disesuaikan dengan kondisi tiap pasien.
Oleh karena itu, perubahan gaya hidup serta penggunaan obat-obatan harus diatur secara personal, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup dan pencegahan berbagai komplikasi jangka panjang.
“Dengan kedisiplinan yang tinggi, seseorang berpeluang menjaga kadar gula darah tetap stabil hanya melalui pengaturan pola makan dan aktivitas fisik, tanpa perlu mengandalkan obat-obatan,” ungkap Sidartawan.