
xr:d:DAFno8o5qJ0:288,j:3098877029731970358,t:23082205
Sophrology – Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, dan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Meski wajar, stres yang berlebihan bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental.
Siapa pun bisa mengalami stres, kapan saja dan di mana saja. Pemicunya bermacam-macam, mulai dari tekanan pekerjaan, persoalan keuangan, hingga konflik dalam hubungan sosial.
“Stres adalah respons tubuh terhadap situasi yang tidak menyenangkan,” ujar dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, spesialis kesehatan jiwa, dalam program Kemencast “Depresi? Jangan Sungkan ke Faskes”, dikutip Kamis (17/4).
Gejala Utama Stress
Menurut dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, stres memiliki empat komponen gejala utama yang perlu dikenali sejak dini:
- Gejala Emosi
Saat stres, seseorang cenderung lebih mudah tersinggung, sensitif, merasa terabaikan, sedih, atau kehilangan semangat. Ini adalah gangguan emosi ringan yang belum sampai tahap depresi. - Gejala Perilaku
Perubahan pola tidur dan makan sering muncul. Beberapa orang mulai merokok, mengonsumsi alkohol, atau menunjukkan perilaku negatif lainnya sebagai respons terhadap tekanan. - Gejala Fisik
Stres juga berdampak pada tubuh. Gejala seperti jantung berdebar, napas pendek, perut kembung, asam lambung naik, mual, muntah, dan kepala terasa berat adalah sinyal fisik dari stres. - Gejala Pikiran
Gangguan konsentrasi dan kesulitan fokus menjadi tanda bahwa pikiran mulai terganggu akibat stres.
Mengenali tanda-tanda ini penting karena jika diabaikan, stres bisa berkembang menjadi gangguan mental yang lebih berat seperti kecemasan atau depresi, bahkan memicu penyakit fisik kronis. Maka, penting untuk merespons sinyal dari tubuh dan segera mencari cara untuk mengelolanya.
Waspada gejala Fisik Stress
Tubuh kerap memberi sinyal saat stres mulai berlebihan. Gejala fisik yang sering muncul antara lain gangguan tidur—baik sulit tidur, tidur tak nyenyak, maupun tidur berlebihan. Sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, dan sakit perut juga bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang tertekan.
Masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau sembelit juga umum terjadi saat stres. Perubahan nafsu makan yang menyebabkan berat badan naik atau turun drastis patut diwaspadai. Gejala lainnya mencakup detak jantung yang meningkat, keringat berlebih, gemetar, napas pendek, mulut kering, dan rasa lelah berlebihan.
Jika gejala-gejala ini muncul dan berlangsung lama, apalagi sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan mental. Penanganan sejak awal bisa mencegah masalah yang lebih serius.
Waspada Gejala Emosional Stress
Stres tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga memengaruhi emosi dan mental. Perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah marah, tersinggung, cemas, sedih, atau murung, adalah tanda umum stres. Anda mungkin juga mengalami kesulitan berkonsentrasi, mengingat hal-hal, atau membuat keputusan.
Kurang percaya diri, merasa rendah diri, dan kehilangan harga diri juga seringkali menyertai stres. Perasaan tertekan, putus asa, atau kehilangan harapan juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai. Kesepian dan isolasi sosial juga dapat menjadi konsekuensi dari stres yang berkepanjangan.
Penurunan gairah seksual dan kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari sisi negatif juga merupakan tanda-tanda stres yang perlu diperhatikan. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.